Serang, Banten (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didesain untuk dapat mengakomodasi program-program unggulan pemerintahan mendatang berdasarkan prinsip prudent.

“Jadi, konteksnya APBN 2025 ini didesain untuk menangkap program-program unggulan presiden terpilih Prabowo di dalam prinsip-prinsip fiskal yang prudent,” kata Thomas Djiwandono di Serang, Banten, Rabu.

Ia mengatakan bahwa berbagai program unggulan quick win tersebut bersifat jangka panjang, mengingat banyak program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga manfaat dan dampaknya tidak langsung terlihat.

Program-program unggulan tersebut antara lain makan siang bergizi gratis yang dialokasikan sebesar Rp71 triliun, pemeriksaan kesehatan gratis dan screening penyakit katastropik sebesar Rp3,2 triliun, serta pembangunan dan peningkatan kualitas rumah sakit sebesar Rp1,8 triliun.

Terdapat pula program renovasi sekolah yang dianggarkan sebesar Rp20 triliun, serta pembangunan lumbung pangan, intensifikasi lahan pertanian, dan penyediaan sarana dan prasarana pertanian dengan alokasi sebesar Rp15 triliun.

Terkait penyediaan alokasi untuk berbagai program tersebut, ia menyampaikan bahwa sudah ada anggaran yang dicadangkan pada pos-pos di Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN).

Thomas mengatakan bahwa APBN 2025 bukan hanya sekedar mempersiapkan anggaran negara, tapi juga merepresentasikan transisi, kerja sama, serta kekompakan yang baik antara pemerintahan kini dan mendatang.

“Semua angka-angka yang dilihat dalam APBN (2025) saat ini desainnya melalui proses panjang dan terukur, serta di-manage dengan sangat baik dan transparan dengan kerja keras yang erat sebagai fondasi ke depan,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa penyusunan APBN 2025 mengikuti optimisme dan target pemerintahan mendatang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Tidak hanya melihat optimisme pemerintahan selanjutnya, ia menuturkan bahwa APBN 2025 juga disusun dengan mempertimbangkan potensi gejolak atau volatilitas pasar dan ekonomi global.

Thomas menyatakan bahwa penyusunan APBN 2025 dilakukan tetap dilakukan secara hati-hati karena sikap yang terlalu optimis juga dapat membahayakan ketahanan ekonomi (economic resilience).

“Prabowo optimis (pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen), tapi kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja, (maka APBN) dijaga dalam posisi defisit fiskal tertentu… Antara optimisme tapi juga pengertian bahwa kita harus waspada. APBN 2025 menunjukkan prinsip itu,” imbuhnya.

Baca juga: APBN 2025 berdayakan Indonesia keluar dari "middle income trap"
Baca juga: Badan Anggaran DPR nilai asumsi APBN 2025 mampu jawab tantangan global