Dalam rilis yang disiarkan Kemendikbudristek di Jakarta, pada Rabu, WNA yang menerima penghargaan itu ialah Andrew Timar, Marianna Zofia Lis, serta Boi Akih.
Kemendikbudristek menilai ketiga nama tersebut memiliki apresiasi dan kecintaan pada kebudayaan Indonesia yang diwujudkan melalui dedikasi mereka dalam berkarya dan memperkenalkan budaya Indonesia di negara masing-masing.
Baca juga: Kemendikbud apresiasi penggerak budaya kategori Pembaru lewat AKI 2024
Timar juga diketahui mengajar di berbagai perguruan tinggi serta mempresentasikan karyanya terkait seni Indonesia di beragam festival. Timar bekerja sama dengan KBRI menyelenggarakan kegiatan promosi budaya Indonesia, seperti lokakarya gamelan, termasuk pengiriman gamelan untuk sekolah di Toronto, Kanada.
Sementara wanita Polandia bernama Marianna Zofia Lis terpikat mendalami seni wayang. Marianna menekuni keahlian sebagai peneliti wayang, teater dalang Indonesia, pemain gamelan, serta penerjemah karya sastra Indonesia.
Baca juga: Tiga seniman Banyuwangi raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2024
Kemudian musik etnik Maluku, Sunda, dan Bali menjadi dikenal di Belanda berkat inovasi grup musik Boi Akih. Tahun 1997 merupakan pertama kalinya grup musik Boi Akih terbentuk usai penggagasnya yakni Monica Akihary dan Niels Brouwer lulus kuliah pendidikan seni di Indonesia.
Bahkan salah satu personelnya Monica Akihary juga kerap menggunakan Bahasa Haruku di Maluku sebagai tanah leluhurnya.
Boi Akih telah merilis sebelas album dan sering tampil di festival musik internasional, seperti North Sea Jazz Festival, Festival Radio France, serta Korea Music Festival. Ia juga pernah mendapat penghargaan Jazz and Improvisaso Boy Edgar Prize 2023