Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS 2024 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu.
"Saya senang beberapa kali saat BAZNAS mengadakan acara di istana, semuanya sudah dilakukan dalam bentuk digitalisasi, ini adalah bentuk kecepatan yang saya inginkan," ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, pemanfaatan teknologi digital membuat pengumpulan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia selalu melampaui target dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak dimulainya Gerakan Cinta Zakat pada 2021.
Presiden Jokowi menambahkan, sejak Gerakan Cinta Zakat dimulai, pertumbuhan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia rata-rata naik 30 persen per tahun.
"Ini angka pertumbuhan yang cukup besar. Untuk itu saya mengapresiasi dan menghargai kerja keras seluruh jajaran di BAZNAS sehingga pertumbuhan tersebut bisa terus dicapai," katanya.
Presiden menambahkan bahwa sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, potensi zakat Indonesia juga masih sangat besar untuk bisa digali dan dikelola dengan baik.
"Sebab itu saya berharap BAZNAS ke depan dapat melakukan terobosan-terobosan melalui edukasi kepada masyarakat," demikian Jokowi.
Rakornas BAZNAS 2024 didukung oleh berbagai lembaga keuangan syariah seperti Bank Syariah Indonesia, BNI, Mandiri, BRI, BTN Syariah, Jamkrindo Syariah, dan PT Triata Mulia Indonesia.
Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 September 2024, dengan tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Dalam Rangka Sukses Astacita".
Baca juga: Presiden RI buka Rakornas BAZNAS se-Indonesia di IKN
Baca juga: Ketua Baznas RI tekankan sinergi zakat untuk mencerdaskan bangsa
Baca juga: Tim IPB University raih juara pertama dalam Zakathon 2024 Baznas RI