TNI jadwalkan rapat rencana evakuasi WNI di Lebanon pada Kamis
25 September 2024 19:04 WIB
Kelompok Lebanon, Hizbullah, pada hari Rabu (25/9/2024) mengumumkan telah menembakkan rudal ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dan menyasar markas badan intelijen Israel, Mossad, di tengah eskalasi yang terus berlanjut antara kedua pihak. ANTARA/Anadolu/py.
Jakarta (ANTARA) - Markas Besar TNI dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI serta lembaga terkait lainnya menjadwalkan rapat untuk membahas situasi terkini di Lebanon dan rencana evakuasi WNI pada hari Kamis (26/9).
Oleh karena itu, TNI belum dapat memberikan informasi mengenai persiapan alutsista dan pasukan untuk mendukung rencana evakuasi WNI itu karena masih menunggu hasil rapat.
"Kemenlu RI telah membuat surat undangan ke Mabes TNI dalam rangka perkembangan situasi di UNIFIL (Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon) pada tanggal 26 September 2024. Kita tunggu hasil dari pertemuan dengan Kemenlu RI tentang koordinasi langkah ke depan yang akan dilakukan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Militer Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon sejak awal minggu ini dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Akibat dari serangan itu, otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi sejak srael menggempur Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023. Ketegangan itu pun meluas sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).
Baca juga: WNI diimbau untuk patuhi instruksi evakuasi dari wilayah konflik
Baca juga: Kemlu RI siap evakuasi WNI dari Lebanon menyusul eskalasi ketegangan
Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha di Jakarta, Selasa (24/9), mengatakan bahwa KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon. Kemenlu RI juga telah mengeluarkan anjuran (travel advisory) yang meminta warga negara Indonesia (WNI) menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel.
KBRI Beirut mencatat ada 159 WNI di Lebanon. Sejak penetapan Siaga 1 pada bulan Agustus 2024, KBRI telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon ke Indonesia.
Di luar 159 WNI itu, ada juga prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon. Jumlahnya ada sekitar 1.000 lebih prajurit yang bertugas di berbagai satuan UNIFIL, di antaranya Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Terkait dengan eskalasi antara Israel dan Lebanon, Satuan Tugas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-O/UNIFIL pada hari Selasa (10/9) menggelar latihan untuk situasi kedaruratan, yang di dalamnya mencakup simulasi evakuasi menggunakan jalur laut.
Beberapa materi latihan yang diikuti para pengawak KRI Diponegoro-365 di Lebanon itu pun mencakup pertahanan pangkalan, antisabotase bawah air, embarkasi/debarkasi, dan perlindungan pasukan (force protection).
Oleh karena itu, TNI belum dapat memberikan informasi mengenai persiapan alutsista dan pasukan untuk mendukung rencana evakuasi WNI itu karena masih menunggu hasil rapat.
"Kemenlu RI telah membuat surat undangan ke Mabes TNI dalam rangka perkembangan situasi di UNIFIL (Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon) pada tanggal 26 September 2024. Kita tunggu hasil dari pertemuan dengan Kemenlu RI tentang koordinasi langkah ke depan yang akan dilakukan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Militer Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon sejak awal minggu ini dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Akibat dari serangan itu, otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi sejak srael menggempur Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023. Ketegangan itu pun meluas sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).
Baca juga: WNI diimbau untuk patuhi instruksi evakuasi dari wilayah konflik
Baca juga: Kemlu RI siap evakuasi WNI dari Lebanon menyusul eskalasi ketegangan
Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha di Jakarta, Selasa (24/9), mengatakan bahwa KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon. Kemenlu RI juga telah mengeluarkan anjuran (travel advisory) yang meminta warga negara Indonesia (WNI) menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel.
KBRI Beirut mencatat ada 159 WNI di Lebanon. Sejak penetapan Siaga 1 pada bulan Agustus 2024, KBRI telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon ke Indonesia.
Di luar 159 WNI itu, ada juga prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon. Jumlahnya ada sekitar 1.000 lebih prajurit yang bertugas di berbagai satuan UNIFIL, di antaranya Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.
Terkait dengan eskalasi antara Israel dan Lebanon, Satuan Tugas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-O/UNIFIL pada hari Selasa (10/9) menggelar latihan untuk situasi kedaruratan, yang di dalamnya mencakup simulasi evakuasi menggunakan jalur laut.
Beberapa materi latihan yang diikuti para pengawak KRI Diponegoro-365 di Lebanon itu pun mencakup pertahanan pangkalan, antisabotase bawah air, embarkasi/debarkasi, dan perlindungan pasukan (force protection).
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: