Bandung (ANTARA) - Tim Relawan Psikososial Kementerian Sosial (Kemensos) mengadaptasi nada lagu daerah "Manuk Dadali" ke dalam lirik berisi pesan mitigasi bencana yang mudah dipahami anak-anak, sebagai upaya untuk mempersiapkan mereka menghadapi potensi gempa bumi susulan.

Gubahan lirik baru itu dilakukan oleh relawan Layanan Dukungan Psikososial Kemensos Igun Gunawan (50) saat memberikan layanan psikososial kepada anak-anak korban gempa bumi di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Rabu.

"Saya kepikiran, bagaimana kalau daerah rawan bencana ada sebuah lagu yang bisa memasyarakat, tapi isinya mitigasi bencana. Kemudian saya pikir, harus lagu lokal dan ketemu lagu Manuk Dadali karya Abah Sambas Mangundikarta," ujarnya.

Menurut pria yang karib disapa Kang Igun itu, hal serupa dilakukan masyarakat Simeule, Aceh, melalui tradisi lisan "Nandong Smong".

"Tradisi ini mengajarkan masyarakat di Aceh untuk melihat gejala terjadinya bencana alam, khususnya tsunami," katanya.

Baca juga: Baznas beri layanan kesehatan dan psikososial penyintas gempa Bandung
Baca juga: Kemensos beri layanan psikososial bagi anak penyintas gempa di Bandung


Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam kunjungannya ke Posko psikososial gempa Kabupaten Bandung mempersilakan salah satu anak yang menjadi korban gempa untuk menyanyikan lirik tersebut.

Berikut ini lirik yang dinyanyikan oleh salah satu korban gempa, Fajar (9), pelajar sekolah dasar.

"Lamun aya gempa dijaga mastakana, lamun aya gempa nyumput ka kolong meja, lamun aya gempa jauhan anu bahaya, lamun aya gempa nyumput kanu laluasa. Ulah pasesedeuk, tong suntrung-suntrungan, ulah parebut, lumpat ka anu aman. Teuteup waspada gempa susulan, bere tindakan nu butuh bantuan," demikian syair lagu yang dinyanyikan Fajar.

Lirik berbahasa Sunda itu mengandung pesan bahwa jika terjadi bencana gempa bumi, hal yang perlu diingat adalah menjaga kepala, berlindung di kolong meja, menjauhi bahaya, mencari ruang terbuka.

Selain itu, juga tidak boleh saling menyelak, tidak boleh saling dorong, tidak berebut tempat, serta mencari tempat yang aman dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

Mensos Saifullah mengapresiasi inisiatif Ka Igun dalam mengedukasi mitigasi bencana kepada kelompok anak melalui syair lagu daerah yang mudah diingat untuk diaplikasikan saat terjadi bencana gempa bumi.

"Syair dan lagu ini bisa mengajak korban berbahagia, meski dalam kesusahan," katanya.

Baca juga: Mensos tinjau penyaluran bantuan untuk korban gempa Kabupaten Bandung
Baca juga: Kemensos dirikan sekolah darurat bagi penyintas gempa di Bandung
Baca juga: Baznas RI salurkan 2.500 paket makanan untuk penyintas gempa Bandung