Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) selaku BUMN di bidang pembiayaan perumahan, memberikan dana pendampingan untuk penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada Bank DKI.

"Kami memberikan dana pendampingan 25 persen untuk setiap penyaluran FLPP, sedangkan 75 persen disediakan BP Tapera," kata Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan PT SMF Heliantopo saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, dengan adanya dana penjaminan ini, Bank DKI selaku Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Provinsi DKI Jakarta dapat memperkuat pembiayaan jangka panjang kepemilikan rumah/ apartemen (KPR/ KPA) yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR).

Melalui FLPP, pemerintah memberikan subsidi bunga dan fasilitas pendanaan yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan rumah layak dengan angsuran yang lebih ringan.

Baca juga: Pencairan tambahan FLPP dinilai bisa gairahkan industri rumah

Program ini melibatkan berbagai lembaga, termasuk bank dan institusi keuangan, untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan dan diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat memiliki hunian yang layak dan terjangkau.

Terpisah, Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Henky Oktavianus mengatakan dengan adanya dana pendampingan ini maka Bank DKI dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan dan memberikan solusi pembiayaan perumahan yang lebih baik.

Dia juga mengatakan lewat dana ini juga menjadi komitmen Bank DKI dalam mendukung program pemerintah untuk menekan angka kekurangan kebutuhan rumah (backlog).

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi menambahkan akan memperluas akses pembiayaan perumahan, di antaranya dengan menyederhanakan proses KPR dengan mengoptimalkan proses analisis untuk mempercepat proses persetujuan, maupun memastikan informasi produk dan layanan tersedia jelas dan lengkap.

Baca juga: REI DKI usulkan penambahan kuota FLPP

Penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI per Juni 2024 mencapai sebesar Rp53,56 triliun meningkat 6,88 persen dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp50,11 triliun, sebagaimana tercatat pada Laporan Keuangan Bank DKI periode Juni 2024 (unaudited).