Tangerang (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengapresiasi upaya Kota Tangerang dalam menurunkan stunting, melalui sejumlah inovasi seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) yang konsisten setiap minggu.

“Ya di Provinsi Banten, khususnya di Kota Tangerang cukup terlihat dan terasa kolaborasi semua elemennya, dan terbukti dengan apresiasi insentif fiskal 2024 yang diterima Kota Tangerang dalam penghargaan kinerja kategori penurunan stunting,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Kemaritiman Budiono Subambang dalam acara rakor lintas sektor upaya pencegahan percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten yang berlangsung di Ruang Akhlakul Karimah, Puspem Kota Tangerang, Rabu.

Baca juga: BKKBN ingatkan pemda untuk selesaikan dua siklus audit kasus stunting

Pemerintah Kota Tangerang menerima dana alokasi insentif fiskal kategori kinerja penurunan stunting dari pemerintah pusat senilai Rp5,71 miliar.

“Banyak inovasi penanganan stunting yang saya terima dari Kota Tangerang, satu telur itu termasuk yang baik. Kami apresiasi dan terima kasih atas program yang tepat dari Kota Tangerang dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pastinya ini akan berefek pada angka Provinsi Banten maupun Indonesia,” katanya.

Penjabat Gubernur Al Muktabar yang membuka Rapat Koordinasi Lintas Sektor Upaya Pencegahan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Banten ini menuturkan, kegiatan ini dihadiri Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari delapan kota kabupaten di Provinsi Banten.

“Saya mengharapkan dukungan dan kerja sama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting dan menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang lebih baik di Provinsi Banten,” harap Al Muktabar.

“Diharapkan, pemerintah daerah dapat menjaga komitmen yang memastikan keberlangsungan program-program dari berbagai sektor terintegrasi dengan baik dan saling mendukung. Selain itu, fokus intervensi penurunan stunting pada kelompok usia

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Tangerang memiliki prestasi pencapaian yang luar biasa dalam penanganan stunting seperti pendekatan kepada masyarakat hingga inovasi.

Baca juga: BKKBN tekankan pentingnya inovasi di daerah turunkan stunting

Selain itu, Pemerintah Kota Tangerang juga telah menyiapkan enam rumah sakit bagi balita yang mengalami stunting atau gizi buruk."Jadi, bila ditemukan balita mengalami stunting atau gizi buruk dan memerlukan perawatan khusus, bisa dirujuk ke rumah sakit yang sudah ditentukan," katanya.

Sekretaris Daerah Kota Tangerang Herman Suwarman menyoroti pentingnya pendekatan multisektoral dalam menghadapi persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem yang saling berkaitan erat.

Oleh karena itu, ia menyerukan kepada seluruh kecamatan di Kota Tangerang dan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten untuk lebih terencana, sistematis, dan terintegrasi dalam memantau keluarga berisiko stunting.

"Upaya percepatan ini memerlukan langkah yang serempak dan sinergis dari setiap pemangku kepentingan, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga desa/kelurahan," katanya.

Lebih lanjut, Sekda Herman juga mengungkapkan berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Pemkot Tangerang dalam upaya menurunkan angka stunting diantaranya Gerakan Serentak Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Sehat Anak Stunting PKK (Dashat PKK) di 104 kelurahan, Skrining TBC di Posyandu, Engkong Asuh Stunting, dan Satu Telur Satu Minggu (SATESAMI).

"Mari kita singsingkan lengan baju dan bersama-sama mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024," kata dia.

Baca juga: Pemkab Tangerang salurkan pangan sehat 500 balita guna cegah stunting