Solo (ANTARA) - Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menyebut Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berkontribusi positif bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

"Ini menarik, bagaimana BPJS Kesehatan memberikan sumbangan signifikan pada pengembangan SDM dalam konteks kesehatan," kata Ketua DJSN Nunung Nuryartono pada acara media workshop yang diselenggarakan secara daring di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Ia mengatakan selama ini aktif melakukan pengawasan eksternal sekaligus sinkronisasi kebijakan secara keseluruhan.

"Dari catatan kami selama sepuluh tahun, rata-rata klaim dari tahun 2014-2024 hampir mencapai Rp8,04 triliun/bulan, ini angka yang sangat besar. Ini memberikan multiplier effect yang luar biasa, baik dari sisi peningkatan SDM maupun aspek kesehatan lainnya," katanya.

Baca juga: DJSN tampung masukan Jamkeswatch perihal aturan turunan KRIS

Baca juga: Pemerintah kolaborasi atasi fraud klaim layanan kesehatan lewat PK-JKN


Oleh karena itu, ia menekankan kepada BPJS Kesehatan agar menjaga keberlangsungan. Ia mengatakan kekuatan industri asuransi berbagai negara di dunia adalah dari sisi aspek kelembagaan, tata kelola, dan keberlangsungan iuran dan prinsip gotong-royong.

"Dari catatan kami, penguatan tata kelola JKN ini dimulai setidaknya layanan standar, sarana prasarana, administrasi obat dan rentang kendali, termasuk adanya inovasi command center. Ini bisa dilihat secara real time," katanya.

Selain itu, dikatakannya perusahaan juga wajib mencegah terjadinya fraud (kecurangan) dan moral hazard. Selain itu juga transformasi digital sesuai negara Indonesia sebagai negara kepulauan," katanya.

"Dalam hal ini kolaborasi dan sinergi multipihak penting dilakukan. Seluruh peserta memberikan sumbangan nyata pada keberlanjutan ini. Dari 99 persen kepesertaan, yang aktif 78 persen. Ini perlu didorong, termasuk melalui transformasi digital," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan dari tahun ke tahun makin banyak masyarakat yang memanfaatkan BPJS Kesehatan.

"Sebelum tahun 2014 setiap hari kurang dari 300.000 orang memanfaatkan. Sekarang sehari 1,7 juta orang. Semua tercapture oleh command center. Dari inovasi tersebut, BPJS Kesehatan juga tahu perilaku rumah sakit se-Indonesia yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Bahkan dokter hari itu operasi berapa kali, BPJS tahu," katanya.

Data tersebut menjadi bukti bahwa pemanfaatan terhadap fasilitas BPJS Kesehatan meningkat.

"Kesadaran masyarakat meningkat, pemakaian meningkat," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, keberlangsungan BPJS Kesehatan harus tetap diperhatikan dengan mengantisipasi mulai dari sekarang.

"Antisipasi sekarang ini kerja sama dengan semua pihak, seluruh pemerintah daerah. Sinergi dan kolaborasi yang sekarang ada harus diteruskan," katanya.*

Baca juga: Sebanyak 69 orang lolos seleksi administrasi calon anggota DJSN

Baca juga: Kemenko PMK buka seleksi calon anggota DJSN 2024-2029 mulai hari ini