Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa (24/9) menyerukan dukungan komunitas internasional dalam krisis Ukraina.

Sekjen Guterres, yang dikutip dari laman resmi PBB, mengatakan meski badan dunia itu sedang menghadapi tantangan yang sangat besar, namun masih terlibat penuh sebagai perwakilan internasional terbesar di Ukraina.

Tahun ini saja, kata Sekjen, PBB bersama mitranya telah memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa kepada lebih dari 6,2 juta orang, Akan tetapi pihaknya masih membutuhkan dukungan komunitas internasional.

Melalui Pakta untuk Masa Depan yang baru disepakati dua hari lalu, para pemimpin dunia kembali menegaskan komitmennya terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.

Piagam tersebut dengan tegas menetapkan bahwa semua negara harus menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara lain mana pun, dan bahwa konflik internasional harus diselesaikan secara damai.

"Organisasi kami didasarkan pada prinsip kedaulatan semua negara anggota-dalam batas-batas yang diakui secara internasional," katanya.

Menurut Sekjen, invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, menyusul aneksasi ilegal Republik Otonom Krimea dan Kota Sevastopol satu dekade lalu, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip tersebut.

Invasi telah menyebabkan penduduk sipil terus menanggung konsekuensi, jumlah korban tewas terus meningkat, dan hampir 10 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Serangan sistematis terhadap rumah sakit, sekolah, supermarket hanya menambah rasa sakit dan penderitaan, dan pemadaman listrik serta kerusakan infrastruktur telah membuat jutaan orang tidak memiliki apa-apa, kata Sekjen.

"Saya mengutuk keras semua serangan terhadap warga sipil dan fasilitas sipil – di mana pun dan siapa pun yang bertanggungjawab. Semua serangan harus segera dihentikan. Saya tetap sangat prihatin dengan keselamatan, kebutuhan kemanusiaan dan hak dasar warga yang tinggal di wilayah pendudukan," katanya.

Sebanyak 15 juta orang di Ukraina membutuhkan bantuan kemanusiaan, namun, menjelang musim dingin, kurang dari separuh dari Rencana Respons Kemanusiaan 2024 PBB yang didanai.

Sekjen mendesak para donatur untuk membantu melanjutkan pekerjaan penting PBB di lapangan. "Kami juga membantu pemerintah Ukraina dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi, termasuk akses ke layanan dasar dan pemulihan kapasitas produksi energi Ukraina," katanya.

Baca juga: Rusia kritik sidang DK PBB menyoal Ukraina di tengah krisis Gaza
Baca juga: Sekjen PBB: Krisis Gaza adalah "mimpi buruk yang tak kunjung usai"