Jakarta (ANTARA) - Direktur Komisi Keberlanjutan Internasional di Federasi Balap Motor Internasional (FIM) Kattia Juarez Dubon menilai Kejuaraan Dunia Balap Motor Listrik MotoE memiliki potensi untuk menarik lebih banyak audiens baru di masa depan.

Hal tersebut menyusul tren peningkatan minat terhadap opsi kendaraan dan teknologi yang lebih ramah lingkungan, termasuk dengan menggunakan energi listrik.

“Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai melihat atau berminat untuk berpaling kepada energi listrik dan energi ramah lingkungan, yang harapannya bisa berdampak ke penurunan emisi,” kata Dubon, saat ditemui di Jakarta, Rabu.

Saat disinggung apakah MotoE pada akhirnya bisa menuju tingginya minat dan penggemar di masa depan, Dubon menilai bahwa perjalanan dari kelas balap yang baru dikenalkan pada tahun 2019 tersebut “masih cukup panjang”.

“Memang masih sulit bagi MotoE untuk mencapai level seperti MotoGP saat ini, karena MotoGP adalah kategori yg paling tinggi (dalam rangkaian kejuaraan dunia balap motor),” kata Dubon.

“Namun, saya pikir kategori balap motor listrik ini sudah lebih menarik minat audiens, dan mereka adalah audiens yang berbeda (dari audiens uta,a MotoGP),” ujarnya.

Lebih lanjut, Dubon mengatakan federasi terus berupaya untuk mengenalkan kelas balap motor listrik atau e-bike ini lebih luas lagi, seiring dengan riset yang kontinu serta regulasi yang sesuai.

“Ada beberapa opsi yang terus kami riset dan kembangkan, sehingga saya berharap kompetisi e-bike ini bisa berkembang. Akan tetapi, kami perlu terus melakukan riset terkait hal-hal penting seperti baterai, bobot baterai, dan lainnya, agar di masa depan (kompetisi) bisa (berjalan) lebih baik,” kata Dubon.

MotoE merupakan salah satu program yang dibawa oleh FIM guna meningkatkan kesadaran dan minat terkait keberlanjutan dalam olahraga motor yang lebih ramah bagi bumi.

“Di masa lalu, olahraga ini masih belum sadar tentang masalah keberlanjutan. Sudah 30 tahun bagi kami untuk terus menghadapi masalah-masalah terkait isu ini, dengan hal utama yang kita hadapi saat ini adalah krisis iklim dan bagaimana olahraga ini berkontribusi terkait (dampak) tersebut,” kata Dubon.

“Kami terus riset, mencari tahu, dan bekerja sama dengan komisi teknis untuk mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan, mereduksi polusi suara, hingga terus mengedukasi komunitas,” ujarnya.

Baca juga: IMI berharap MotoGP Indonesia di Mandalika bisa berkelanjutan

Baca juga: Daftar 12 pembalap yang ramaikan parade MotoGP Mandalika