Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menilai pemulangan 288 artefak bersejarah milik Indonesia dari Belanda merupakan wujud restorasi atau pengembalian identitas bangsa Indonesia.

"Momentum ini penting untuk menunjukkan kita mampu merebut kembali sejarah dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas negara," ucap Andreas dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kemendikbudristek kembali kawal repatriasi 288 artefak dari Belanda

Ia menilai pemulangan ratusan artefak tersebut merupakan komitmen Belanda atas pengakuan sejarah bangsa. Andreas lantas meminta pemerintah untuk menjaga dengan baik artefak yang sudah berhasil dipulangkan itu.

Menurutnya, artefak-artefak itu bisa menjadi bukti nyata yang dapat diperlihatkan ke anak cucu tentang sejarah bangsa.

Meskipun langkah repatriasi kali itu memperlihatkan capaian besar, Andreas mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki perjalanan panjang dalam mengembalikan warisan budaya bangsa yang tersebar di berbagai belahan dunia. Ia lalu mendorong pemerintah mempercepat upaya pengumpulan dan pengembalian benda bersejarah Indonesia yang masih ada di negara lainnya.

"Kita harus terus berupaya untuk mengembalikan artefak-artefak berharga lainnya yang masih berada di luar negeri. Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk menjaga dan menghormati sejarah serta identitas bangsa Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, diketahui Pemerintah Kerajaan Belanda memulangkan 288 objek bernilai budaya Indonesia yang berada di Belanda sejak era kolonial ke tanah air, berdasarkan rekomendasi Komite Koleksi Kolonial Belanda.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Bruins, pemulangan objek budaya tersebut akan menjadi yang kedua menyusul repatriasi pertama terhadap objek budaya Indonesia dan Sri Lanka pertengahan 2023.

Baca juga: Belanda kembali pulangkan ratusan objek budaya Nusantara ke Indonesia

“Ini adalah kali kedua kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tak pernah berada di Belanda,” ucap Bruins.

Serah terima 288 objek budaya dilakukan pada Jumat waktu setempat di Wereldmuseum Amsterdam, tempat objek budaya tersebut disimpan dan dipamerkan.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Hilmar Farid mewakili Pemerintah RI dalam serah terima tersebut. Hadir pula perwakilan dari Komite Repatriasi Indonesia.

Objek-objek budaya yang dipulangkan tersebut terdiri dari 284 objek bersejarah seperti senjata, koin, dan perhiasan terkait Puputan Badung yang diboyong pulang pasukan kolonial Belanda usai menaklukkan Kerajaan Badung dan Tabanan di Pulau Bali pada 1906. Objek budaya tersebut kemudian dipamerkan di Wereldmuseum.

Selain itu, ada pula empat patung Hindu-Buddha yaitu patung Bhairava, Nandi, Ganesha, dan Brahma, yang dibawa ke Belanda dari Jawa pada paruh pertama abad ke-19.

“Kembalinya objek-objek tersebut penting terkait pemulihan material (untuk Indonesia),” kata Menteri Pendidikan Belanda.

Baca juga: Hanoi pamerkan artefak kerajaan Champa kuno