Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendorong kelompok lima negara MIKTA untuk semakin berperan dalam mengatasi tantangan global dan menguatkan kerja sama di bidang pembangunan berkelanjutan dan tata kelola global.

Retno juga menyoroti pentingnya peran MIKTA yang beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia untuk mendorong implementasi Pakta Masa Depan (Pact of the Future) yang baru disahkan dalam KTT untuk Masa Depan (Summit of the Future) PBB pada Minggu (22/9).

“Banyak pihak kini mempertanyakan relevansi dari dokumen-dokumen PBB karena terlalu besarnya gap antara komitmen dan implementasi. MIKTA dapat berperan penting dalam menjembatani gap tersebut,” ucap Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri MIKTA di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa waktu setempat.

Menurut pernyataan tertulis Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Rabu (25/9), Retno mengingatkan Menlu MIKTA bahwa multilateralisme tak hanya harus bertahan, tapi juga harus memberi manfaat bagi masyarakat dunia.

Untuk itu, Menlu RI mengajak MIKTA menguatkan kerja sama dalam memperbaiki tata kelola global dan memperjuangkan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang masih memiliki kesenjangan besar antara target dan implementasi aktualnya saat ini.

“Pada SDG 6 misalnya, 60 persen dari target berjalan sangat stagnan. Kita harus persempit kesenjangan implementasi ini”, ucap dia.

Retno juga mendorong MIKTA untuk terus memperhatikan isu kemanusiaan dan konflik global serta berusaha bertindak aktif mengatasi masalah-masalah tersebut.

Retno menyerukan supaya negara-negara bersatu dalam menghentikan kekejaman kemanusiaan yang dilakukan Israel tak hanya di Palestina namun juga meluas ke Lebanon.

“Kita tidak boleh biarkan Lebanon menjadi Gaza baru,” kata dia.

Menlu menyayangkan terjadinya kampanye negatif terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA di tengah konflik tersebut. Untuk itu, Retno mengapresiasi dan mendukung anggota MIKTA lainnya, Australia, yang berinisiatif membina Pernyataan Bersama terkait Perlindungan bagi Pekerja Kemanusiaan di Wilayah Konflik.

Sejawat mitra MIKTA juga secara khusus didorong Retno untuk berkolaborasi mendukung pemenuhan hak-hak perempuan di Afghanistan, termasuk hak atas akses pendidikan dan pekerjaan.

Baca juga: Ketua DPR sebut negara MIKTA penting jadi jembatan antarkekuatan besar
Baca juga: Parlemen negara anggota MIKTA satu suara soal perdamaian Palestina
Baca juga: BPK hadir dalam pertemuan perdana negara anggota MIKTA di Seoul
Baca juga: Suharso paparkan tiga langkah MIKTA capai target SDG's di Markas PBB