Mensos soroti tantangan kesejahteraan sosial menuju Indonesia Emas
25 September 2024 10:53 WIB
Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat berpidato dalam agenda Wisuda Magister dan Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) yang diikuti 518 lulusan di Gedung Sabuga Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/9/2024). ANTARA/HO-Biro Humas KemensosANTARA/HO-Biro Humas Kemensos/am.
Bandung (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengemukakan sejumlah tantangan kesejahteraan sosial yang perlu ditanggulangi generasi muda lulusan sekolah tinggi guna menyongsong era Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan Saifullah Yusuf saat berpidato dalam agenda Wisuda Magister dan Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) yang diikuti 518 lulusan di Gedung Sabuga Bandung Jawa Barat, Selasa.
"Saudara sekalian sudah disiapkan karpet panjang 2-5 tahun ke depan, 2045 tahun Indonesia Emas. Saat itu saudara akan jadi pilar pembangunan besar satu abad Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Mensos yang karib disapa Gus Ipul itu menjelaskan bahwa pada tahun tersebut, 70 persen dari populasi Indonesia akan berada dalam usia produktif.
Menyikapi bonus demografi ini, Gus Ipul mengingatkan wisudawan agar beralih dari teori ke praktik, dan menjadi pilar bagi kemajuan bangsa.
Ia juga menyoroti enam masalah kesejahteraan sosial yang harus ditangani, berupa korban bencana alam maupun non-alam dan bencana sosial, penyalahgunaan napsah, permasalahan tumbuh kembang anak, dan kemiskinan komunitas adat terpencil, serta pekerja migran.
"Anda harus memiliki kecerdasan konpreshensif, harus berinteraksi sosial, berkarakter kuat, dan peradaban unggul, cintai tanah air," katanya.
Lebih lanjut, Mensos menegaskan bahwa karakter keluarga dan penguatan jaringan sosial sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut.
Ia menyerukan semua pihak untuk mencintai dan menjaga nilai-nilai luhur budaya Indonesia sebagai bagian dari upaya memperkuat kesejahteraan sosial.
Hal itu disampaikan Saifullah Yusuf saat berpidato dalam agenda Wisuda Magister dan Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) yang diikuti 518 lulusan di Gedung Sabuga Bandung Jawa Barat, Selasa.
"Saudara sekalian sudah disiapkan karpet panjang 2-5 tahun ke depan, 2045 tahun Indonesia Emas. Saat itu saudara akan jadi pilar pembangunan besar satu abad Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Mensos yang karib disapa Gus Ipul itu menjelaskan bahwa pada tahun tersebut, 70 persen dari populasi Indonesia akan berada dalam usia produktif.
Menyikapi bonus demografi ini, Gus Ipul mengingatkan wisudawan agar beralih dari teori ke praktik, dan menjadi pilar bagi kemajuan bangsa.
Ia juga menyoroti enam masalah kesejahteraan sosial yang harus ditangani, berupa korban bencana alam maupun non-alam dan bencana sosial, penyalahgunaan napsah, permasalahan tumbuh kembang anak, dan kemiskinan komunitas adat terpencil, serta pekerja migran.
"Anda harus memiliki kecerdasan konpreshensif, harus berinteraksi sosial, berkarakter kuat, dan peradaban unggul, cintai tanah air," katanya.
Lebih lanjut, Mensos menegaskan bahwa karakter keluarga dan penguatan jaringan sosial sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut.
Ia menyerukan semua pihak untuk mencintai dan menjaga nilai-nilai luhur budaya Indonesia sebagai bagian dari upaya memperkuat kesejahteraan sosial.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: