Jakarta (ANTARA) - Dalam Islam, diyakini bahwa pandangan mata dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit ain. Penyakit ain disebabkan oleh pada pandangan seseorang yang dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki, dan niat jahat terhadap orang yang dipandangnya.

Penyakit ain tidak dikenal dalam dunia medis, namun sama seperti penyakit lainnya, penyakit ini memiliki beberapa ciri-ciri bagi orang yang terkena.

Ain juga merujuk pada pandangan seseorang terhadap sesuatu secara berlebihan dan tidak disertai dengan berdzikir pada Allah. Hal ini dimanfaatkan oleh setan untuk mempengaruhi manusia. Sehingga ain dipercaya dapat menyebabkan datangnya musibah terhadap orang yang dipandang bisa sakit atau celaka.

Ciri-ciri penyakit ain

Adapun ciri-ciri seseorang terkena penyakit ain, melansir Muslim.or.id menurut Syaikh ‘Abdul ‘Aziz As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala berkata apabila bukan karena penyakit jasmani/penyakit medis, maka umumnya dalam bentuk:
  • Sakit kepala yang berpindah-pindah
  • Pucat di wajah
  • Sering berkeringat dan buang air kecil
  • Nafsu makan lemah
  • Mati rasa, panas atau dingin di anggota badan
  • Perasaan deg-degan di jantung (detak jantung yang cepat dan tidak beraturan)
  • Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu
  • Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada
  • Berkeringat di malam hari
  • Perilaku (emosi) berlebihan, seperti ketakutan yang tidak wajar
  • Sering bersendawa, menguap atau terengah-engah
  • Menyendiri atau suka mengasingkan diri
  • Diam atau malas bergerak
  • Senang (terlalu banyak) tidur
  • Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.
Ciri tersebut atau sebagiannya bisa ditemukan tergantung pada kuat atau banyaknya ain. (Ar-Ruqyah Syar’iyyah, hal. 10).

Cara menyembuhkan penyakit ain

Penyakit ain bisa disembuhkan dengan ikhtiar memperbanyak doa dan dzikir memohon pertolongan Allah SWT. Selain itu, mengusahakan diri untuk melakukan beberapa hal, diantaranya:

1. Ruqyah

Apabila penyebab ain tidak diketahui maka lakukan ruqyah terhadap orang yang terkena ‘Ain dengan bacaan Al-Quran dan doa memohon pertolongan Allah SWT. Terdapat doa yang ada dalam hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha, ketika Rasulullah SAW merasakan sakit, Malaikat Jibril meruqyahnya dengan doa:

باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ

Bismillahi yubriik, wa min kulli daa-in yasyfiik, wa min syarri haasidin idza hasad, wa syarri kulli dzii ‘ainin.

Artinya: dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ‘ain.(HR. Muslim no.2185).

Kemudian dibarengi dengan bacaan ayat Al-Quran seperti Surat Al Fatihah, Ayat Kursi, Ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah, Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq dan Surat An Naas.

2. Mandi

Apabila ada seseorang yang menimpakan ain diketahui dan terbukti bahwa pandangan dialah yang menyebabkan korban jatuh sakit, maka mintalah orang tersebut untuk mandi.

Kemudian bekas air mandi orang yang melepaskan ain itu disiramkan ke bagian belakang tubuh orang yang terkena ain secara sekaligus. Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhum, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

العين حق ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين ، وإذا استغسلتم فاغسلوا

“‘Ain itu benar adanya. Andaikan ada perkara yang bisa mendahului takdir, maka itulah ‘ain. Maka jika kalian mandi, gunakanlah air mandinya itu (untuk memandikan orang yang terkena ‘ain)” (HR. Muslim no. 2188).



Baca juga: Doa agar terhindar dari penyakit ain

Baca juga: Mengenal pengertian penyakit ain dalam Islam

Baca juga: Apa itu pawang hujan dan hukumnya dalam Islam?