Laporan dari New York
Sekjen PBB: Krisis Gaza adalah "mimpi buruk yang tak kunjung usai"
25 September 2024 05:06 WIB
Suasana Majelis Umum ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum pada Sidang ke-79 Majelin Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (24/09/2024). ANTARA/Tangkapan layar UN Web TV.
New York City, AS (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut krisis Gaza sebagai “mimpi buruk yang tak kunjung usai” dalam pidato di sesi Debat Umum pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa.
Guterres mengutuk aksi kekerasan 7 Oktober yang digencarkan Hamas, tetapi secara tegas menyatakan bahwa rakyat Palestina tidak layak merasakan penderitaan akibat Israel.
“Dan tidak ada hal yang bisa membenarkan hukuman kolektif bagi bangsa Palestina,” ujar dia.
Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah dari peserta forum yang hadir di aula Majelis Umum.
“Kecepatan dan cakupan dari pembunuhan serta perusakan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat Sekretaris Jenderal. Lebih dari 200 orang staf kami terbunuh, banyak di antaranya bersama keluarga mereka,” papar Guterres.
Guterres memperingatkan, kondisi di Lebanon saat ini berada “di pinggir jurang”, dan masyarakat dunia seharusnya khawatir akan hal itu.
Ketegangan terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Lebanon sejak Senin (23/9) yang berlanjut hingga Selasa (24/9).
Serangan itu merenggut lebih dari 500 nyawa termasuk perempuan dan anak-anak, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, dikutip berbagai media internasional.
“Rakyat Lebanon, rakyat Israel, dan masyarakat dunia tidak boleh menjadikan Lebanon seperti Gaza,” kata Guterres.
Sekjen PBB mengajak agar seluruh dunia menyerukan gencatan senjata, dan pembebasan segera para sandera, serta mulainya pembahasan Solusi Dua Negara.
Baca juga: PM Palestina serukan penegakan resolusi PBB akhiri penjajahan Israel
Baca juga: Komite Hak-Hak Anak PBB desak Israel berhenti membunuh anak di Gaza
Baca juga: WHO kutuk ulah Israel tembaki konvoi tim kesehatan PBB di Jalur Gaza
Guterres mengutuk aksi kekerasan 7 Oktober yang digencarkan Hamas, tetapi secara tegas menyatakan bahwa rakyat Palestina tidak layak merasakan penderitaan akibat Israel.
“Dan tidak ada hal yang bisa membenarkan hukuman kolektif bagi bangsa Palestina,” ujar dia.
Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah dari peserta forum yang hadir di aula Majelis Umum.
“Kecepatan dan cakupan dari pembunuhan serta perusakan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat Sekretaris Jenderal. Lebih dari 200 orang staf kami terbunuh, banyak di antaranya bersama keluarga mereka,” papar Guterres.
Guterres memperingatkan, kondisi di Lebanon saat ini berada “di pinggir jurang”, dan masyarakat dunia seharusnya khawatir akan hal itu.
Ketegangan terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Lebanon sejak Senin (23/9) yang berlanjut hingga Selasa (24/9).
Serangan itu merenggut lebih dari 500 nyawa termasuk perempuan dan anak-anak, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, dikutip berbagai media internasional.
“Rakyat Lebanon, rakyat Israel, dan masyarakat dunia tidak boleh menjadikan Lebanon seperti Gaza,” kata Guterres.
Sekjen PBB mengajak agar seluruh dunia menyerukan gencatan senjata, dan pembebasan segera para sandera, serta mulainya pembahasan Solusi Dua Negara.
Baca juga: PM Palestina serukan penegakan resolusi PBB akhiri penjajahan Israel
Baca juga: Komite Hak-Hak Anak PBB desak Israel berhenti membunuh anak di Gaza
Baca juga: WHO kutuk ulah Israel tembaki konvoi tim kesehatan PBB di Jalur Gaza
Pewarta: Suwanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: