Jakarta (ANTARA) - Kapal Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) Ocean Going buatan galangan kapal dalam negeri PT Palindo Marine Batam bekerja sama dengan galangan kapal Jerman Abeking & Rasmussen bakal memperkuat armada TNI AL pada akhir 2025.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karo Humas) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa prosesnya saat ini platform kapal telah rampung dibuat oleh Palindo dan kapal itu selanjutnya bakal berlayar ke Jerman untuk pemasangan alat-alat survei dan pemetaan, sensor, dan perlengkapan lainnya.

"Delivery kapal dijadwalkan pada bulan Desember 2025," kata Brigjen TNI Edwin.

Pada hari ini di galangan kapal Palindo, Batam, Kepulauan Riau, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan memimpin upacara peluncuran platform kapal BHO Ocean Going.

Di lokasi acara, Parengkuan membacakan sambutan dari Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan RI Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, salah satunya menyebutkan proyek pengadaan kapal BHO Ocean Going itu merupakan kontribusi Kementerian Pertahanan RI mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

"Setelah upacara peluncuran kapal BHO (Ocean Going) akan menuju Jerman untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oseanografi di galangan Abeking & Rasmussen," kata Kabaranahan Kemenhan dalam sambutannya itu.

Kapal BHO Ocean Going yang platformnya dibangun di Batam itu punya spesifikasi panjang 105 meter, lebar 17,4 meter, dan draf kapal 4,5 meter. Kapal itu dirancang untuk dapat berlayar dengan kecepatan 16 knot.

Baca juga: TNI AL siapkan satu kapal bantu hidro-oseanografi untuk Pushidrosal
Baca juga: KRI Bima Suci lanjutkan pelayaran dari Vladivostok menuju Yokosuka


Kapal itu juga didesain untuk mampu memetakan wilayah pesisir, perairan dangkal, dan laut dalam. Rencananya kapal itu juga dilengkapi dengan sensor penginderaan bawah air mulai dari kedalaman 600 meter sampai dengan 11.000 meter.

Kemenhan RI dalam siaran resminya juga menyebutkan kapal BHO Ocean Going itu juga dilengkapi dengan geladak heli dengan kapasitas maksimum 12 ton MTOW, meriam 20 mm dan 12,7 mm, serta teknologi surveillance, manuver, dan station keeping yang andal.

Kapal yang didesain dengan struktur high tensile steel itu berbobot total 3.419 ton, serta mampu mengangkut tambahan beban seberat 200 ton. Kapal itu juga didesain untuk punya daya jelajah selama 60 hari dengan mengangkut maksimal 90 personel.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali di sela-sela kegiatannya di Jakarta pada tanggal 25 Juni 2024 menyebut TNI AL memproyeksikan ada tambahan kapal bantu hidro-oseanografi setiap tahun dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran atau jika tidak memungkinkan TNI AL berencana menambah sensor untuk dipasang pada kapal-kapal lama.

TNI AL pada tahun ini, kata dia, menunggu dua tambahan kapal bantu hidro-oseanografi buatan Inggris dan Jerman yang bekerja sama dengan galangan kapal dalam negeri.

Kapal buatan Jerman itu merujuk pada kapal BHO Ocean Going yang dibangun oleh Palindo bekerja sama dengan Abeking & Rasmussen. Sementara itu, kapal buatan Inggris itu merujuk pada SRVS (submarine rescue vehicle system) buatan buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP), yang pengadaannya bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno.

Pengadaan SRVS itu mencakup pembelian SRVS mencakup satu unit kapal selam penyelamat (SRV-F Mk.3), satu unit mothership dan kelengkapan lainnya (decompression chamber, launch and recovery system, air transportability equipment, dan remotely operated vehicle).

Baca juga: Koarmada III gelar latihan operasi khusus tingkatkan kesiapsiagaan
Baca juga: TNI AL tingkatkan kemampuan prajurit deteksi kapal asing di laut RI


Di lokasi yang sama, Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL Laksamana Madya TNI Budi Purwanto menyebut kapal BHO Ocean Goiung itu ditargetkan rampung pada akhir 2025 atau awal 2026.

"Akhir 2025 atau awal 2026, enggak jauh. Ini karena sudah progresnya cukup berkembang pesat di Batam," kata Budi.

Diungkapkan pula bahwa kapal baru Pushidrosal yang dibangun platformnya di Batam itu bakal menjadi salah satu kapal Pushidrosal yang dilengkapi teknologi canggih.

"Ini konsep pembangunannya nanti, platform-nya atau bangunan kapalnya dibangun di galangan Palindo, Batam. Itu panjangnya 105 meter. Nanti, pengisian peralatannya di Jerman. Itu jadi kapal canggih kita," kata dia.

Jika nanti kapal itu telah diterima dan operasional, menurut dia, Pushidrosal berencana menggunakan kapal itu untuk ekspedisi eksplorasi bawah laut Jala Citra IV, yang vakum digelar pada tahun ini.

Pushidrosal selama 2 tahun berturut-turut menggelar ekspedisi eksplorasi laut dalam, yaitu Jala Citra III pada tahun 2023 di perairan Flores dan Jala Citra II pada tahun 2022 di perairan Banda.