Nantong (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengenalkan delapan misi (Asta Cita) Prabowo Subianto kepada para pengusaha di China.

"Jadi beliau (Prabowo Subianto) punya delapan misi. Presiden terpilih ingin mewujudkan misi untuk ekonomi digital, ekonomi hijau dan juga ekonomi biru," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan dalam acara Indonesia-China Investment Conference 2024 di Nanton, Provinsi Jiangsu, Selasa

Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM dan dihadiri sekitar 100 perusahaan di bidang konstruksi, teknologi, logistik, semen, otomotif, properti, lingkungan, keuangan, tekstil dan bidang lainnya dari Kota Nantong, Provinsi Jiangsu, Kota Shanghai serta wilayah sekitarnya.

Kedelapan misi tersebut adalah ekonomi digital, ekonomi hijau dan biru, infrastruktur, usaha kecil dan menengah, industri kreatif, teknologi dan "downstream industry".

"Ketika kita berbicara tentang ekonomi digital, China sangat kuat dalam industri teknologi ini sehingga Indonesia dan China dapat berkolaborasi untuk mengembangkannya karena di Indonesia, kesadaran akan digitalisasi sangat luas mengingat di daerah-daerah juga sudah ada akses internet," ungkap Nurul.

Ekonomi digital yang ingin dibangun pemerintah, menurut Nurul, tidak hanya di permukaan saja sebagai pengguna internet, tapi juga menyasar ke produksi.

"Misalnya seperti percetakan 3D dan terutama pemanfaatan AI yang akan memberikan percepatan di sektor apa pun yang kita geluti," tambahnya.

Terkait infrastruktur, Nurul mengaku pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa menjadi prioritas pemerintah karena dapat mendekatkan investor ke sumber daya alam yang memang banyak tersimpan di luar Pulau Jawa.

"Sehingga bagi investor akan lebih efisien dalam menjalankan bisnis dan manufaktur berbasis sumber daya alam. Kita juga ingin lebih banyak hilirisasi industri yang berasal dari delapan sektor dan 28 komoditas yang sangat kaya di Indonesia. Maka kami mengundang perusahaan-perusahaan untuk berbuat lebih banyak pada industri hilir yang produknya dapat untuk memasok kebutuhan global," paparnya.

Pengembangan industri hilir di Indonesia, menurut Nurul termasuk juga perbaikan sumber daya manusia melalui program makan siang gratis.

"Kedengarannya sangat sederhana, tapi sekaligus sangat mendasar untuk mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia. Karena artinya mereka dapat tumbuh dan bisa mengembangkan potensi kecerdasan mereka sebagai generasi penerus Indonesia," kata Nurul.

Nurul juga mengungkapkan bahwa pertemuan bisnis tersebut secara khusus dirancang bukan di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai.

"Saya bisa melihat perkembangan kota-kota di Tiongkok, dan saya diberi tahu bahwa Nantong menjadi rumah untuk sejumlah perusahaan sektor konstruksi, itu juga yang menjadi kebutuhan kami untuk membangun ibu kota baru sebagai kota hijau dan berkelanjutan," jelas Nurul.

Selain Nurul, hadir juga dalam acara tersebut Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Berlianto Situngkir, Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Kepala IIPC Beijing Evita Sanda dan pejabat terkait lainnya.

Baca juga: Bahlil bantah investasi Indonesia dikuasai China
Baca juga: BKPM ajak pengusaha China berinvestasi di luar Pulau Jawa
Baca juga: KJRI Guangzhou susun strategi dongkrak relasi ekonomi Indonesia-China