Banjarbaru, Kalsel (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggandeng Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) menggagas Satu Sistem Kekarantinaan di Kalimantan (One Borneo Quarantine System) guna memberi perlindungan optimal bagi sumber daya alam hayati di Pulau Kalimantan.


Kepala Barantin Sahat M Panggabean mengatakan kualitas sumber daya manusia menjadi modal dasar utama dan kunci keberhasilan untuk memberikan perlindungan bagi sumber daya alam hayati terutama sistem kekarantinaan.

Baca juga: Karantina Kalsel cek bungkil sawit Rp5,7 miliar ekspor ke Vietnam

“Kerja sama pengembangan bidang karantina, pendidikan, riset dan teknologi menjadi strategis. Indonesia harus me-‘lead’ isu kekarantinaan di kawasan Kalimantan dan merespon cepat kemajuan teknologi dan perdagangan global saat ini, “ kata Sahat saat menandatangani nota kesepahaman yang berlangsung di Aula Fakultas Perikanan dan Pertanian ULM Banjarbaru, Selasa.

Selain meningkatkan kualitas SDM, Sahat menuturkan Barantin sebagai institusi yang memiliki otoritas di border, pihak akademisi dapat memanfaatkan untuk saling bertukar wawasan dan ilmu pengetahuan serta teknologi bagi civitas ULM.

Sebagai institusi baru, Barantin menjalankan tugas dan fungsi yang lebih luas, termasuk melindungi kelestarian sumber daya alam hayati termasuk mengimplementasikan tugas dan fungsi tersebut.

Barantin berlandaskan pada beberapa asas meliputi kedaulatan, keadilan, perlindungan, keamanan nasional, keilmuan, keperluan, dampak minimal, transparansi, keterpaduan, pengakuan, non-diskriminasi dan kelestarian.

"Asas keilmuan ini sangat penting untuk dimiliki pejabat karantina mengemban tugas pokok dan fungsi, serta didukung berbagai institusi terkait termasuk peran serta perguruan tinggi sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang relevan dengan cakupan fungsi Barantin," tutur Sahat.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Ahmad Alim mengapresiasi langkah dan kerja sama Barantin.

“Ini menjadi hadiah Dies Natalis ULM ke-66, dan semoga menjadi pendorong bagi proses akreditasi bagi 10 program studi baru, guna menambah 6 program studi yang telah terakreditasi sebelumnya,” ucap Alim.

Rektor ULM juga berharap dukungan Barantin terhadap upaya yang tengah dilakukan guna menuju perguruan tinggi yang konsen perubahan iklim melalui penggunaan lahan mangrove.

Diungkapkan Alim, dukungan tersebut berupa perlindungan satwa dan tumbuhan baik yang dilalulintaskan domestik dan ekspor agar terjamin sehat, aman dan berdaya saing global.

Diketahui, saat ini terdapat 21 orang pegawai Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan (Karantina Kalsel) yang merupakan alumni ULM.

Selain itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Barantin Bambang dan Wakil Rektor IV ULM Yusuf Azis juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama terkait Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai implementasi nota kesepahaman.

“Semoga hal ini mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu memperkaya wawasan kedua belah pihak agar lebih tangguh menjaga negeri, khususnya di wilayah Kalimantan,” tutup Sahat.