Jakarta (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan mendukung Program Kampung Iklim (Proklim) Semarak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang fokus pada pengelolaan lingkungan untuk merespons perubahan iklim dan sejalan dengan ekonomi berkelanjutan.

“Dalam menjalankan operasionalnya, PT KPI Unit Balikpapan mengedepankan integrasi komitmen lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam strategi bisnis serta tujuan pembangunan berkelanjutan/SDGs melalui Program TJSL perusahaan,” tutur Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Dodi Yapsenang dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Menurut Dodi, jangkauan wilayah Proklim di Kota Balikpapan mencakup 10 kelurahan di ring 1 dan 20 kelurahan di ring 2 wilayah operasi perusahaan. Kilang Balikpapan melakukan pendampingan kepada 137 RT dan 19 kelurahan.

“Kolaborasi kemitraan juga telah dilaksanakan dengan pemerintah setempat, lembaga pendidikan, perusahaan lain atau swasta, serta masyarakat sipil,” ujar Dodi.

Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan Kilang Balikpapan mencakup UMKM unggulan, magot, kolam ikan, budidaya madu kelulut.

Baca juga: Kilang Balikpapan manfaatkan air hujan untuk pertanian warga pesisir

Baca juga: Kilang Balikpapan implementasi program pemberdayaan warga sekitar IKN


Selain itu, terdapat pula pengelolaan sampah yang kreatif, pengolahan air hujan untuk berbagai kepentingan, pembuatan biopori, hingga pengembangan ketahanan pangan.

Program pendampingan di Kelurahan Margasari telah menghasilkan panen hidroponik sekitar 127,5 kg tiap panen.

Saat ini, kata Dodi, kelompok sudah melakukan 11 kali siklus tanam dengan jumlah pendapatan sebanyak Rp89,292 juta. Kelompok binaan juga sudah menjual 514 lilin dan wax sachet (produk turunan dari jelantah).

“Di kelurahan ini ada 8 kelompok institusi baru terbentuk. Program TJSL juga menghasilkan penghematan air PDAM dengan menggunakan pemanenan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Dodi.

Pencapaian yang hampir sama terjadi di Kelurahan Muara Rapak. Kelompok yang terlibat program TJSL membukukan pendapatan dari penjualan buah dan bibit anggur sebanyak Rp4,12 juta, bank sampah sebanyak Rp24,306 juta, penjualan produk olahan sampah plastik sebanyak Rp1 juta, dan penghematan masyarakat dari pengurangan penggunaan air PDAM dengan pemanenan air hujan dan air sumur bor.

PT KPI Unit Balikpapan dalam mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat juga melakukan kajian dampak lingkungan dari program-program pengelolaan lingkungan diantaranya program di Kelurahan Baru Tengah, terdapat sekitar 711 orang teredukasi untuk pengelolaan sampah.

Alhasil, bank sampah sudah memiliki 110 nasabah dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Total sampah anorganik yang mampu dikumpulkan sebanyak 873,50 kg dan sampah organik sekitar 705 kg.

Program pendampingan CSR PT KPI Unit Balikpapan menghasilkan pendapatan dari bank sampah Rp53,258 juta. Total sampah organik yang mampu dikumpulkan sebanyak 11.306 kg.

Proklim Muara Rapak juga meraih predikat Proklim Lestari dalam ajang Program Kampung Iklim yang dihelat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ketua Proklim Semarak Kelurahan Muara Rapak, Prayitno menerima penghargaan tersebut dari Menteri LHK Siti Nurbaya, pada malam puncak acara Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2, di Jakarta awal Agustus 2024.

Baca juga: Kilang Pertamina Balikpapan berantas kemiskinan lewat program Wasiat

Baca juga: Kilang Balikpapan tingkatkan kesiapsiagaan warga hadapi bencana