Jakarta (ANTARA) - China dan Indonesia mencapai kerja sama baru dalam bidang energi hijau melalui proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Kota Makassar. Proyek investasi bernilai 200 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.191) atau sekitar Rp3 triliun ini akan berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah perkotaan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

Penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama proyek ini dilakukan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dan perusahaan pengolah sampah asal China, Shanghai SUS Environment Co. Ltd., di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia di Jakarta pada Selasa (24/9).

Proyek Strategis Nasional (PSN) ini tidak hanya akan membantu mengatasi masalah pengolahan sampah di Kota Makassar, tetapi juga menghasilkan sumber energi bersih. Fasilitas ini memiliki kapasitas pembakaran hingga 1.300 ton per hari, serta dilengkapi dengan dua jalur pembakaran berkapasitas 2x650 ton per hari dan satu unit pembangkit uap berkapasitas 1x35 MW.

Proyek PSEL ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026 dengan nilai investasi mencapai 200 juta dolar AS atau setara Rp3 triliun. Investasi dari China ini juga akan berkontribusi terhadap perekonomian daerah melalui penciptaan lapangan kerja baru, dan mendorong pengembangan rantai industri terkait.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengungkapkan kegembiraannya mengingat perencanaan proyek ini telah disusun sejak lama oleh Pemkot Makassar. Dia menyampaikan harapan agar proses groundbreaking proyek ini dapat dilakukan pada akhir 2024.

"Saya sangat yakin dengan adanya upaya bersama dari semua pihak, proyek pembakaran sampah untuk pembangkit listrik ini akan menjadi proyek percontohan perlindungan lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," kata CTO Shanghai SUS Environment Jiao XueJun dalam pidatonya.

Kerja sama ini tidak hanya akan memperdalam kolaborasi antara China dan Indonesia di bidang energi hijau dan perlindungan lingkungan, tetapi juga menjadi pencapaian penting dalam kerangka Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).