Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Maryati Kasiman dalam seminar bertema "Penguatan Implementasi Nyamuk Hebat Ber-Wolbachia melalui Pemberdayaan Masyarakat" yang diadakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Selasa.
Baca juga: Jakpus tunggu arahan Kemenkes-Dinkes soal nyamuk Wolbachia
"Nanti disampaikan cara kerja (pada OTA), termasuk terkait ada penggantian paket karena dua minggu telur menetas untuk diganti telur baru, dilakukan penyesuaian teknis," ujar Maryati.
Nantinya, di rumah OTA akan ditempatkan ember berisi telur-telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Ember ini berukuran relatif kecil seperti wadah selai coklat dan dikecualikan saat para juru pemantau jentik melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk menekan demam berdarah dengue (DBD)
Baca juga: Pemprov DKI siapkan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia
Setiap dua pekan sekali akan dipantau perkembangbiakan nyamuk pada ember yang dijaga OTA.
Implementasi nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia di satu wilayah dikatakan berhasil apabila populasi nyamuk ber-Wolbachia mencapai 60 persen dibandingkan populasi nyamuk lainnya.
"Penarikan ember ketika sudah enam bulan dilihat sudah 60 persen populasi nyamuk. Ember akan ditarik untuk digunakan di wilayah lain," kata Maryati.