Batang (ANTARA) - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) sebagai instrumen pemerintah di bawah Kementerian Keuangan berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan investasi di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Direktur Bisnis PT PII Andre Permana, di Batang, Selasa, mengatakan pihaknya melihat investasi infrastruktur adalah proyek jangka panjang yang ada interaksi antara investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan masyarakat.

"Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi bagaimana program-program (perusahaan) yang bisa memberdayakan masyarakat terdampak. Misalnya, kami bekerjasama dengan PT BPI selaku investor proyek PLTU Batang dengan melakukan program peningkatan kapasitas building pada masyarakat yang memang terlibat langsung proyek," katanya.

Menurut dia, setelah proyek pembangunan PLTU sudah selesai dan beraktivitas, maka perusahaan tersebut harus memikirkan juga bagaimana kelanjutan para pekerja konstruksi agar mata pencaharian dan ekonominya tetap terjaga, serta tercipta situasi yang kondusif di lingkungan proyek itu.

"Oleh karena dukungan terhadap UMKM di lingkungan terdampak ini adalah sebagai bentuk program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) oleh perusahaan. Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat lebih pada masyarakat terdampak," katanya lagi.

Pihaknya siap membantu pemasaran produk para pelaku usaha mikro kecil yang berada di wilayah terdampak proyek PLTU bisa naik kelas, bahkan menembus pasar internasional.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya sudah banyak bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan seperti dalam pengolahan sampah, produksi oleh-oleh dari Situbondo (Jawa Timur), dan di bidang pendidikan adanya pemberian beasiswa.

"Kami berharap sebagai pejuang UMKM para pelaku usaha bisa tekun dan sabar berusaha agar produksi meningkat dan naik kelas. Yang jelas, kami terus mendukung pelaku UMKM," katanya pula.
Baca juga: PT PII menjamin proyek Jalan Trans Papua di Papua Pegunungan
Baca juga: PT PII berikan penjaminan proyek dengan nilai investasi Rp534 triliun