FishLog menanam 5.000 mangrove di Muara Gembong lewat Catalytic Fund
24 September 2024 09:27 WIB
FishLog, startup yang bergerak di bidang perikanan, bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan UNDP Indonesia menggelar Penanaman 5.000 Pohon Mangrove untuk Perlindungan dan Kesehatan Ekosistem Pesisir di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/9/2024). ANTARA/HO-FishLog
Jakarta (ANTARA) - FishLog, startup yang bergerak di bidang perikanan, bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan UNDP Indonesia menggelar Penanaman 5.000 Pohon Mangrove untuk Perlindungan dan Kesehatan Ekosistem Pesisir, di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/9).
Agenda yang termasuk dalam rangkaian Catalytic Fund Program 2024 ini, merupakan upaya strategis dalam membangun kesadaran yang lebih luas, guna menjadi ajakan konkret bagi Industri perikanan lainnya untuk turut serta dalam menjaga ekosistem laut.
"Kenapa kami memilih Muara Gembong, karena kami melihat potensi yang cukup besar bahwa program ini dapat dilaksanakan secara keberlanjutan," ujar COO FishLog Abdul Halim dalam sambutannya seperti dikutip siaran pers perusahaan di Jakarta, Selasa.
Abdul Halim menjelaskan, FishLog telah melaksanakan 4 program dalam upaya menciptakan ekosistem berkelanjutan bagi nelayan, di antaranya yakni Program Literasi Keuangan yang ditujukan kepada istri nelayan, Pendidikan Karakter bagi anak-anak nelayan, Manajemen limbah, dan yang terakhir yakni menjaga ekosistem salah satunya melalui penanaman mangrove ini.
"Langkah ini bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan kolektif di sektor perikanan yang menempatkan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sebagai prioritas, guna memastikan masa depan yang lebih baik bagi industri dan ekosistem laut," katanya dalam kegiatan yang bertepatan dengan Hari Maritim Nasional.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Penyaluran Dana Program BPDLH Lia Kartikasari mengapresiasi terselenggaranya penanaman 5.000 bibit mangrove ini. Diharapkan dapat menginspirasi pelaku bisnis lain akan pentingnya kesadaran menjaga lingkungan.
"Kami menghargai dan mengapresiasi segala kegiatan yang dilakukan oleh investor dalam hal ini FishLog, dalam upaya menjadi patern untuk industri perikanan dengan mempraktekkan pengambilan keputusan dan operasi bisnis yang sadar lingkungan. Harapan kami dapat diapresiasi dan diadopsi oleh investor yang lain," katanya.
Technical Coordinator Impact Investing UNDP Cindy Colodam yang juga memberikan sambutan menjelaskan, Catalytic Fund Program ini telah berjalan dari akhir tahun lalu. FishLog telah memberikan akses pelatihan kepada lebih dari 100 Ibu Rumah Tangga Komunitas Nelayan, membangun kesadaran terhadap lingkungan kepada lebih dari 200 anak-anak di wilayah pesisir, pengolahan limbah dan melalui kegiatan hari ini yakni mitigasi perubahan iklim.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan penanaman mangrove, FishLog dan Kecamatan Muara Gembong dapat menginspirasi sektor swasta lain untuk terus mendorong kesadaran terhadap lingkungan," katanya.
Camat Muara Gembong Sukarmawan mengatakan, pihaknya selalu mendukung kegiatan yang digalakkan oleh FishLog. Muara Gembong hingga saat ini memiliki berbagai potensi laut yang belum dikelola dengan baik.
Ia mengharapkan dengan berjalannya program yang diinisiasi FishLog di wilayahnya, dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan wilayah Muara Gembong pada umumnya.
Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, khususnya di wilayah pesisir. Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi pantai, tempat pemijahan bagi berbagai jenis ikan, dan penyerap karbon yang signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Di Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, mangrove menjadi komponen vital dalam perlindungan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ekosistem mangrove menghadapi tekanan yang semakin besar akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan, penebangan ilegal, dan pencemaran.
Degradasi ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga mengurangi kemampuan wilayah pesisir untuk menahan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan badai tropis.
Baca juga: Kunjungan wisata hutan mangrove Muara Gembong tak terdampak minyak
Baca juga: Ekowisata mangrove Muara Gembong dikembangkan PJB
Agenda yang termasuk dalam rangkaian Catalytic Fund Program 2024 ini, merupakan upaya strategis dalam membangun kesadaran yang lebih luas, guna menjadi ajakan konkret bagi Industri perikanan lainnya untuk turut serta dalam menjaga ekosistem laut.
"Kenapa kami memilih Muara Gembong, karena kami melihat potensi yang cukup besar bahwa program ini dapat dilaksanakan secara keberlanjutan," ujar COO FishLog Abdul Halim dalam sambutannya seperti dikutip siaran pers perusahaan di Jakarta, Selasa.
Abdul Halim menjelaskan, FishLog telah melaksanakan 4 program dalam upaya menciptakan ekosistem berkelanjutan bagi nelayan, di antaranya yakni Program Literasi Keuangan yang ditujukan kepada istri nelayan, Pendidikan Karakter bagi anak-anak nelayan, Manajemen limbah, dan yang terakhir yakni menjaga ekosistem salah satunya melalui penanaman mangrove ini.
"Langkah ini bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan kolektif di sektor perikanan yang menempatkan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sebagai prioritas, guna memastikan masa depan yang lebih baik bagi industri dan ekosistem laut," katanya dalam kegiatan yang bertepatan dengan Hari Maritim Nasional.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Penyaluran Dana Program BPDLH Lia Kartikasari mengapresiasi terselenggaranya penanaman 5.000 bibit mangrove ini. Diharapkan dapat menginspirasi pelaku bisnis lain akan pentingnya kesadaran menjaga lingkungan.
"Kami menghargai dan mengapresiasi segala kegiatan yang dilakukan oleh investor dalam hal ini FishLog, dalam upaya menjadi patern untuk industri perikanan dengan mempraktekkan pengambilan keputusan dan operasi bisnis yang sadar lingkungan. Harapan kami dapat diapresiasi dan diadopsi oleh investor yang lain," katanya.
Technical Coordinator Impact Investing UNDP Cindy Colodam yang juga memberikan sambutan menjelaskan, Catalytic Fund Program ini telah berjalan dari akhir tahun lalu. FishLog telah memberikan akses pelatihan kepada lebih dari 100 Ibu Rumah Tangga Komunitas Nelayan, membangun kesadaran terhadap lingkungan kepada lebih dari 200 anak-anak di wilayah pesisir, pengolahan limbah dan melalui kegiatan hari ini yakni mitigasi perubahan iklim.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan penanaman mangrove, FishLog dan Kecamatan Muara Gembong dapat menginspirasi sektor swasta lain untuk terus mendorong kesadaran terhadap lingkungan," katanya.
Camat Muara Gembong Sukarmawan mengatakan, pihaknya selalu mendukung kegiatan yang digalakkan oleh FishLog. Muara Gembong hingga saat ini memiliki berbagai potensi laut yang belum dikelola dengan baik.
Ia mengharapkan dengan berjalannya program yang diinisiasi FishLog di wilayahnya, dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan wilayah Muara Gembong pada umumnya.
Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, khususnya di wilayah pesisir. Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi pantai, tempat pemijahan bagi berbagai jenis ikan, dan penyerap karbon yang signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Di Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, mangrove menjadi komponen vital dalam perlindungan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ekosistem mangrove menghadapi tekanan yang semakin besar akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan, penebangan ilegal, dan pencemaran.
Degradasi ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga mengurangi kemampuan wilayah pesisir untuk menahan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan badai tropis.
Baca juga: Kunjungan wisata hutan mangrove Muara Gembong tak terdampak minyak
Baca juga: Ekowisata mangrove Muara Gembong dikembangkan PJB
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: