Guru dipolisikan karena pukul siswa rayakan kelulusan
21 Mei 2014 19:54 WIB
ilustrasi Mencat Seragam Sekolah Sejumlah pelajar SMPN 4 Depok mencat seragam sekolah mereka usai mengikuti Ujian Nasional (UN) hari terakhir di Depok, Jabar, Kamis (8/5). Sejumlah pelajar meluapkan kegembiraan pasca berakhirnya UN dengan berkonvoi dan mencat seragam sekolah mereka. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso) ()
Semarang (ANTARA News) - Siswa SMK Perdana Semarang Januar Kristi (19) melaporkan seorang oknum guru SMK 5 Semarang berinisial H kepada polisi karena diduga memukul pelajar yang sedang merayakan kelulusan ujian nasional di sekitar kawasan sekolah itu.
Januar bersama orang orangtuanya melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polrestabes Semarang, Rabu, dengan bukti visum dokter atas luka yang dideritanya.
Januar menuturkan peristiwa tersebut bermula ketika polisi berusaha membubarkan kerumunan siswa yang sedang merayakan kelulusan ujian nasional di sekitar SMK 5 di Jalan Dokter Cipto Semarang, Selasa (20/5).
Saat penertiban itu, terdapat seseorang berbaju putih yang menggenggam tongkat kayu sampi menggiring sejumlah siswa masuk ke kompleks SMK 5.
Korban mengaku saat itu berada di belakang sebuah warung sebelum akhirnya dipukul menggunakan kayu oleh pria berbaju putih yang diduga oknum guru itu.
"Saya cuma beli minum, lalu dipukul pakai bambu dari belakang," kata siswa yang baru saja lulus sekolah itu.
Korban bahkan sempat ikut digiring masuk ke SMK 5 sebelum akhirnya diminta pulang karena bukan siswa sekolah itu.
Ayah korban, Kristiantoko, mengaku sudah mencari informasi tentang pria berbaju putih yang membawa tongkat kayu tersebut.
"Saya tanya ke orang disekitar warung tempat kejadian, katanya dia guru SMK 5," tuturnya.
Setelah meminta penjelasan ke SMK 5, kata dia, pihak sekolah membenarkan ada guru yang berinisial H yang kemarin membawa bambu saat ramai siswa merayakan kelulusan.
"Kami maunya diselesaikan kekeluargaan, kenapa anak saya sampai diperlakukan seperti itu," katanya.
(I021/H015)
Januar bersama orang orangtuanya melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polrestabes Semarang, Rabu, dengan bukti visum dokter atas luka yang dideritanya.
Januar menuturkan peristiwa tersebut bermula ketika polisi berusaha membubarkan kerumunan siswa yang sedang merayakan kelulusan ujian nasional di sekitar SMK 5 di Jalan Dokter Cipto Semarang, Selasa (20/5).
Saat penertiban itu, terdapat seseorang berbaju putih yang menggenggam tongkat kayu sampi menggiring sejumlah siswa masuk ke kompleks SMK 5.
Korban mengaku saat itu berada di belakang sebuah warung sebelum akhirnya dipukul menggunakan kayu oleh pria berbaju putih yang diduga oknum guru itu.
"Saya cuma beli minum, lalu dipukul pakai bambu dari belakang," kata siswa yang baru saja lulus sekolah itu.
Korban bahkan sempat ikut digiring masuk ke SMK 5 sebelum akhirnya diminta pulang karena bukan siswa sekolah itu.
Ayah korban, Kristiantoko, mengaku sudah mencari informasi tentang pria berbaju putih yang membawa tongkat kayu tersebut.
"Saya tanya ke orang disekitar warung tempat kejadian, katanya dia guru SMK 5," tuturnya.
Setelah meminta penjelasan ke SMK 5, kata dia, pihak sekolah membenarkan ada guru yang berinisial H yang kemarin membawa bambu saat ramai siswa merayakan kelulusan.
"Kami maunya diselesaikan kekeluargaan, kenapa anak saya sampai diperlakukan seperti itu," katanya.
(I021/H015)
Pewarta: I.C.Senjaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: