Israel-Hizbullah memanas, Australia minta warganya tinggalkan Lebanon
23 September 2024 22:35 WIB
Gelombang serangan udara oleh pesawat tempur Israel di Lebanon selatan pada Sabtu (21/9/2024) mengakibatkan kebakaran di sejumlah kota wilayah tersebut. Serangan itu menargetkan beberapa kota, termasuk Zawtar, Wadi Rumein, Deir El Zahrani, al-Lwaiza, Mlikh, Barti, Kafr Melki, dan El-Rihane. /ANTARA/Anadolu/py
Ankara (ANTARA) - Australia meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan kelompok Hizbullah.
"Situasi keamanan di Lebanon dapat memburuk dengan cepat. Warga Australia di Lebanon harus segera meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong di media sosial X pada Senin.
Menurut Wong, Australia sangat khawatir atas eskalasi konflik di Timur Tengah.
"Permusuhan lebih lanjut membahayakan warga sipil," ujarnya, menambahkan.
Pertempuran lintas batas antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat di tengah perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan hampir 41.400 korban, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Wong juga mengumumkan bahwa Canberra akan memberikan tambahan 10 juta dolar Australia (sekitar Rp104 miliar) sebagai tanggapan atas krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.
Pendanaan tersebut akan diberikan kepada Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) guna membantu menyelamatkan nyawa.
“Kami terus mendorong akses kemanusiaan yang aman, cepat, dan tanpa hambatan di Gaza,” tutur Wong.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Lebanon Timur dan Selatan alami 80 kali digempur serangan udara Israel
Baca juga: PM Palestina serukan penegakan resolusi PBB akhiri penjajahan Israel
"Situasi keamanan di Lebanon dapat memburuk dengan cepat. Warga Australia di Lebanon harus segera meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong di media sosial X pada Senin.
Menurut Wong, Australia sangat khawatir atas eskalasi konflik di Timur Tengah.
"Permusuhan lebih lanjut membahayakan warga sipil," ujarnya, menambahkan.
Pertempuran lintas batas antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat di tengah perang mematikan Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan hampir 41.400 korban, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Wong juga mengumumkan bahwa Canberra akan memberikan tambahan 10 juta dolar Australia (sekitar Rp104 miliar) sebagai tanggapan atas krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.
Pendanaan tersebut akan diberikan kepada Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) guna membantu menyelamatkan nyawa.
“Kami terus mendorong akses kemanusiaan yang aman, cepat, dan tanpa hambatan di Gaza,” tutur Wong.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Lebanon Timur dan Selatan alami 80 kali digempur serangan udara Israel
Baca juga: PM Palestina serukan penegakan resolusi PBB akhiri penjajahan Israel
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: