Jakarta (ANTARA) - Pimpinan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengungkapkan bahwa pencurian alat pendeteksi atau peringatan dini bencana di wilayah perairan masih menjadi tantangan serius bagi keselamatan pelayaran kapal saat ini.

Wakil Presiden Keselamatan dan Keamanan Lingkungan (K2L) PT. ASDP, Syamsul Bachri, mengatakan bahwa alat peringatan dini (early warning system/EWS) yang telah dipasang di perairan khususnya kawasan Selat Sunda yang sering menjadi sasaran pencurian oleh oknum masyarakat itu.

Baca juga: ASDP borong 3 penghargaan media relations dari Serikat Perusahaan Pers

"Di Selat Sunda, terutama di daerah dekat Gunung Anak Krakatau sudah di pasang early warning system ini bagus sekali. Cuma masyarakat kita ini melihat alat itu sebagai barang yang aneh, mahal, jadi mohon maaf itu masih jadi sasaran untuk dicuri," kata dia saat ditemui usai menjadi pembicara dalam lokakarya bertema "Strategi Kolaboratif Antarinstansi Dalam Penguatan Kesiapsiagaan SAR Guna Menunjang Keselamatan Pelayaran Indonesia" di Jakarta, Senin.

Mantan nahkoda ini mengaku meskipun pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan maritim dan kepolisian tapi, kata dia, tindakan pencurian tetap sulit diatasi karena terjadi pada malam hari.

Oleh karena itu, ia menilai peristiwa pencurian ini patut menjadi perhatian yang lebih serius semua pihak supaya tidak berulang lagi sebab alat yang dicuri itu sangat penting bagi aktivitas pelayaran kapal.

Baca juga: Pastikan BBM subsidi efisien, BPH Migas kunjungi pelabuhan ASDP Jatim

Dalam fungsinya sistem EWS akan mendeteksi perkembangan kondisi cuaca, arah atau kecepatan angin, dan gelombang laut yang kemudian di distribusikan ke alat elektronik yang ada di kapal untuk diketahui oleh para nahkoda.

"Alat seperti Racon/EPIRB yang ada di kapal-kapal kita yang berfungsi dengan baik karena selalu dipelihara dan dijaga," ujarnya.

Terlepas dari aksi pencurian alat pendeteksi tersebut, Syamsul menyatakan bahwa secara umum upaya pengamanan moda transportasi laut Indonesia saat ini semakin baik, dan pelayanan keselamatan
bagi pengguna jasa juga sudah merata diseluruh wilayah berkat dukungan kerja sama yang solid antara kementerian ataupun lembaga seperti TNI, Polri, BMKG, BNPB dan Basarnas.

"Khususnya berkaitan dengan penanganan bencana atau kondisi darurat lain kami sudah siapkan skema baik di atas kapal saat berlayar maupun di pelabuhan," ujarnya.

Baca juga: ASDP berikan pelatihan HAKI untuk mitra binaan