Jakarta (ANTARA) - Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) TNI Angkatan Laut menggelar kursus tingkat lanjut Advance Nautical Operation Monitoring and Analysis Exercise (Anomalyx) untuk meningkatkan kemampuan analisis penginderaan jauh para prajurit terutama dalam mendeteksi kapal-kapal asing di perairan Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana saat dihubungi di Jakarta, Senin, menjelaskan kegiatan itu berlangsung di Puskodal Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta, selama 16 hari sejak Senin.

“Kegiatan ini dilaksanakan selama 16 hari mulai tanggal 23 September sampai dengan 8 Oktober, dan diikuti sebanyak 20 prajurit TNI AL baik strata perwira, bintara, dan tamtama,” kata Kadispenal.

Dia melanjutkan kursus tingkat lanjut itu fokus untuk meningkatkan kemampuan para prajurit dalam menguasai aplikasi Sistem Pusat Komando dan Pengendalian TNI AL terutama untuk memetakan kapal asing yang berlayar di sekitar perairan Indonesia ataupun kapal-kapal yang diduga melanggar peraturan perundang-undangan selama mereka berlayar di wilayah yurisdiksi Indonesia.

“Ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk feeding informasi bagi jajaran unsur KRI (kapal perang Republik Indonesia) yang sedang berpatroli di laut, serta dapat turut memantau keamanan para pengguna laut lainnya di seluruh wilayah perairan Indonesia,” kata dia.

Kadispenal melanjutkan kegiatan itu juga tindak lanjut atas perintah Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang menginstruksikan jajaran prajurit untuk meningkatkan kemampuan diri mereka terutama dalam pelaksanaan tugas.

Kursus Anomalyx di Puskodal Mabesal Jakarta dibuka pada hari ini oleh Kepala Puskodal TNI AL (Kapuskodal TNI AL) Kolonel Laut (P) Rio Henrymuko.

Kapuskodal TNI AL dalam amanatnya menjelaskan prajurit peserta kursus itu bakal berkesempatan untuk melakukan lebih banyak praktik analisis penginderaan jauh (remote-sensing) menggunakan aplikasi Sispuskodal. Dalam praktik itu, para prajurit bakal diajarkan untuk mencari kontak kapal asing yang diduga melakukan tindak pelanggaran di laut.

Kemudian, pelatihan itu juga bakal mengajarkan analisis dan penilaian risiko terhadap aktivitas kapal-kapal asing di perairan Indonesia. Dia melanjutkan hasilnya itu diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh unsur KRI yang saat ini tengah menjalankan tugas operasi maupun pemeriksaan terhadap kapal yang melakukan tindakan yang dinilai mencurigakan itu.

Dalam pelatihan yang sama, para peserta juga bakal mendapatkan pembekalan mengenai hak dan kewajiban kapal asing saat berlayar melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), kemudian juga materi mengenai hukum terhadap berbagai jenis pelanggaran di laut, dan pengetahuan mengenai citra satelit yang digunakan dalam mendeteksi anomali.

Baca juga: KRI Bima Suci sandar di Vladivostok untuk misi muhibah

Baca juga: KSAL: Modernisasi alutsista kontribusi AL dukung industri dalam negeri