Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) I Suahasil Nazara mengatakan bahwa sebanyak Rp1.030,6 triliun Belanja Negara per Agustus 2024 dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat melalui Bantuan Sosial dan Subsidi.

“Dari sebesar Rp1.368,5 triliun realisasi belanja pemerintah pusat, Rp1.030,6 triliunnya dinikmati manfaatnya langsung oleh masyarakat,” kata Suahasil Nazara di Jakarta, Senin.

Jumlah tersebut digunakan untuk perlindungan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp17,7 triliun bagi 10 juta keluarga penerima manfaat dan Program Kartu Sembako sebesar Rp28 triliun bagi 18,7 juta keluarga penerima manfaat.

Sementara di sektor pendidikan, Belanja Negara disalurkan sebesar Rp9,8 triliun untuk Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi 12,3 juta siswa dan Rp7,1 triliun untuk Program KIP Kuliah bagi 875 ribu mahasiswa.

Selain itu, terdapat pula Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kementerian Agama (Kemenag) senilai Rp7,6 triliun bagi 6,5 juta siswa dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) senilai Rp4,6 triliun bagi 197 PTN.

Baca juga: Defisit APBN capai 0,68 persen PDB per Agustus 2024

Baca juga: Menkeu: Pendapatan Negara capai Rp1.777 triliun per Agustus 2024


Suahasil menyatakan bahwa anggaran tersebut juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp114,4 triliun.

“Antara lain untuk berbagai macam jalan, jembatan, rel kereta api, bandara, pelabuhan, bendungan, irigasi, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), rumah susun, gedung-gedung, termasuk satelit,” ujarnya.

Pada bidang kesehatan, ia menuturkan bahwa Belanja Negara hingga Agustus 2024 telah dihabiskan sebesar Rp30,9 triliun untuk 96,6 juta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pemerintah juga berupaya untuk memastikan keterjangkauan energi melalui realisasi subsidi BBM sebesar Rp12,6 triliun untuk 10,3 juta kiloliter (kl) BBM serta subsidi LPG tabung 3 kilogram sebesar Rp48,2 triliun untuk 4,7 juta metrik ton LPG.

Sementara itu, untuk sektor pertanian telah direalisasikan Rp1,4 triliun untuk 81.341 unit alat dan mesin pertanian prapanen, termasuk traktor, pompa air, hand sprayer dan rice transplanter, serta Rp12 triliun untuk 4,4 juta ton pupuk subsidi.

“Selain itu, ada subsidi bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar Rp20,9 triliun yang sekarang bisa meng-cover Rp3,3 juta debitur,” ucap Suahasil.

Secara total, realisasi belanja pemerintah pusat hingga Agustus 2024 mencapai Rp1.368,5 triliun atau 55,5 persen dari pagu sebesar Rp2.467,5 triliun. Realisasi tersebut naik 16,9 persen year-on-year (yoy).

Angka tersebut terdiri atas Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp703,3 triliun, atau 64,5 persen dari pagu, untuk penyaluran berbagai program bansos, pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana, pertahanan dan keamanan, serta dukungan pelaksanaan pemilu.

Anggaran tersebut juga digunakan untuk belanja non-K/L senilai Rp665,2 triliun, atau 48,3 persen dari pagu, untuk realisasi subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.

Baca juga: Menkeu pamerkan cara RI investasi SDM lewat pendidikan ke Bank Dunia

Baca juga: Sri Mulyani minta sinkronisasi data APBN dan APBD lebih disempurnakan