Baca juga: Jago dongeng, anak di Bangka raih AKI 2024 dari Mendikbudristek
Siami mewarisi keahlian menenun kain Wastra Osing dari ibunya. Sehari-hari, Siami membuat sendiri kain tenun khas Osing mulai dari memintal sampai menjadi kain tenun.
Siami sudah menenun tenun kain Wastra Osing selama puluhan tahun, bahkan seolah menjadi warisan dari neneknya. Kain Wastra Osing bermakna sakral untuk upacara adat seperti kelahiran, pernikahan, serta kematian untuk menggendong batu nisan.
Sementara itu, Endo Suanda bukan hanya berprofesi sebagai seorang tenaga pendidik dan intelektual di bidang etnomusikologi. Ia juga menunjukkan bukti merawat dan melestarikan seni tradisi itu agar dikenal luas.
Berbagai produksi dan pertunjukan seni tradisi telah dihasilkan Endo, bahkan mendirikan sejumlah organisasi komunitas yang bergerak di bidang seni tradisi Nusantara. Ia bahkan telah menghasilkan karya menulis puluhan publikasi maupun presentasi tentang seni tradisi.
Endo secara khusus amat gigih dan konsisten memperjuangkan pelestarian seni tradisi Topeng Cirebon dan mendokumentasikannya untuk pemajuan kebudayaan.
“Seni tradisi Indonesia yang dirawat secara baik akan menjadi fondasi kuat dalam membangun karakter dan kepribadian bangsa kita. Selain itu, seni tradisional juga bisa menghasilkan pengetahuan baru yang dapat diturunkan ke generasi selanjutnya,” ujar Endo.
Baca juga: Mantan Menristek: Mendikbud harus ikut tentukan anggaran pendidikan di K/L lain
Kontribusi Senari dalam pemajuan kebudayaan Lontar Yusuf ialah menjadi satu-satunya naskah kuno yang hingga kini masih eksis dalam masyarakat lokal Banyuwangi.
Adapun komitmen dan ketulusan Sardjono dalam melestarikan nilai budaya layak ditiru. Sejak tahun 1982 hingga saat ini, ia konsisten menulis gending dan mocopatan, sebuah seni pewayangan dan pedalangan.
Sardjono tidak hanya memendam kecintaannya pada seni pewayangan dan pedalangan di dirinya sendiri. Ia juga aktif mengajarkan dan mengajak generasi muda menyenangi dan mengenal pewayangan sekaligus pedalangan.
Sejumlah organisasi pewayangan dan pedalangan telah didirikan Sardjono sejak tahun 1961. Sejak menekuni dunia pewayangan dan pedalangan, Sardjono telah bertekad bahwa harus menjadi berkembang dan berkelanjutan pelestariannya oleh generasi selanjutnya.
Terakhir, Komunitas Pelestari Sejarah Budaya Khadiri (PASAK) bukanlah organisasi baru yang peduli pada kebudayaan. Sejak 13 tahun lalu, PASAK telah melakukan serangkaian kegiatan guna menjaga warisan budaya dan melestarikan sejarah Kediri, Jawa Timur.
PASAK amat fokus pada pengenalan dan perlindungan situs bersejarah di Kediri. Selain itu, PASAK juga terlibat aktif dalam mengedukasi pelajar agar peduli pada masa depan budaya dan peninggalan sejarah Kediri.
PASAK kerap mencari keterangan sejarah dari para sesepuh dan tokoh masyarakat Kediri melalui rangkaian kegiatan diskusi rutin mingguan.
Pada 2018, PASAK diganjar penghargaan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek bekerjasama dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia atas komitmen, dedikasi, dan jasanya dalam mendukung pelestarian kepurbakalaan di Jawa Timur.
Baca juga: Kemendikbud usulkan tambahan anggaran 2025 untuk program prioritas