Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, pada 2025 mereka akan mulai mengembangkan pemeriksaan layanan EKG di Puskesmas, sebagai upaya memfasilitasi skrining guna penanganan penyakit kardiovaskuler.

"Kalau kemudian ada kelainan pada pemeriksaan kolesterol, bisa dilanjutkan untuk pemeriksaan EKG di Puskesmas," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam temu media daring dalam rangka Hari Jantung Sedunia di Jakarta, Senin.

Nadia mengatakan bahwa proses hingga seseorang terkena penyakit tidak menular itu cukup panjang.

"Sering orang lengah sehingga akhirnya menderita penyakit tersebut tanpa mengetahuinya karena tidak ada gejalanya," katanya.

Dia menyebutkan, penyakit tidak menular dipicu oleh tiga hal, yakni faktor genetik, lingkungan, dan perilaku. Adapun penyakit kardiovaskuler, katanya, sangat dipengaruhi oleh perilaku seseorang.

Nadia mencontohkan, perilaku masyarakat yang menderita hipertensi tetapi meminum obatnya hanya pada saat hipertensinya naik serta perilaku konsumsi gula yang berlebihan.

Dia menyebutkan bahwa konsumsi makanan dan minuman manis dapat menjadi adiksi, yang pada akhirnya menyebabkan kadar gula darah naik.

Baca juga: Pemerintah kembangkan labkesmas guna deteksi penyakit lebih dini
Baca juga: Kemenkes: WhatsApp untuk notifikasi skrining PTM guna upaya promotif


Selain itu ia menjelaskan, perilaku lain yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular yaitu berupa kebiasaan merokok atau vape, konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik.

Dia menyebutkan, mereka yang punya penyakit hipertensi, obesitas, dan diabetes melitus, apabila tidak terkontrol, akan menjadi penyakit jantung koroner, dan 50 persen daripada penderita penyakit jantung koroner akan mengalami henti jantung mendadak.

Oleh karena itu, katanya, edukasi serta skrining menjadi sejumlah pilar guna mengenal tentang pentingnya kesehatan jantung dan mengelola penyakit melalui deteksi dini, faktor-faktor resiko, maupun juga mengelola penyakit-penyakit komorbid yang bisa menjadikan seseorang terkena penyakit jantung.

Dalam kesempatan itu, dia merekomendasikan bagi penderita hipertensi untuk melakukan skrining dalam 6 bulan atau setahun.

Nadia menjelaskan, ada sembilan target pengendalian penyakit tidak menular secara global antara lain penurunan kematian akibat penyakit tidak menular hingga 25 persen pada 2025, penurunan konsumsi alkohol hingga 10 persen, dan penurunan konsumsi tembakau hingga 30 persen.

Baca juga: Pasien diabetes berisiko lebih tinggi terserang asma
Baca juga: DKI kampanyekan "Jakarta Berjaga" untuk cegah penyakit tidak menular
Baca juga: Kemenkes: Deteksi dini bantu cegah risiko penyakit tidak menular