Pilkada 2024
Pram: Pemenuhan air bersih Jakarta tak cukup dari waduk Jatiluhur
23 September 2024 16:45 WIB
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno memberi keterangan kepada media usai dialog publik seni bersama calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024). ANTARA/Risky syukur.
Jakarta (ANTARA) - Calon gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan pemenuhan air bersih untuk wilayah setempat tidak cukup jika hanya mengandalkan pasokan dari waduk Jatiluhur.
Menurut dia dibutuhkan waduk lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih di DKI Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI harapkan warga miliki kesadaran tentang isu lingkungan
"Waduk yang di Jatiluhur kan tidak mencukupi. Dan itu persoalan panjangnya seperti yang disampaikan bang Doel tadi bahwa harus ada waduk (lain). Dan sekarang ini kan waduk sudah mulai dibangun untuk kebutuhan Jakarta, dari Banten. Tidak semuanya dari Jatiluhur ya. Enggak mungkinlah," kata Promono di Jakarta, Senin.
Adapun pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi memang menurunkan masalah banjir namun belum bisa menyelesaikan persoalan air bersih, jelas Pramono yang ditemui usai dialog publik seni bersama calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta 2024, di Taman Ismail Marzuki.
Baca juga: DKI tingkatkan akses air bersih bagi seluruh warga
"Persoalan air bersih di Jakarta, pemerintahan sudah membangun Waduk Ciawi dan Sukamahi. Sodetan sudah diperbaiki Sentiong sudah dipasang pompa. 13 aliran sungai relatif sudah diperbaiki, memang menurunkan banjir, tapi belum bisa menyelesaikan air bersih," kata Pramono.
Oleh karena itu, kata dia, harus ada terobosan baru selain Waduk Jatiluhur untuk menyelesaikan persoalan air bersih Jakarta.
"Maka mau tak mau, suka tidak suka harus enggak boleh bergantung ke Waduk Jatiluhur harus ada terobosan baru waduk tempat air bersih di Jakarta," kata Pramono.
Baca juga: Jakut sosialisasikan penggunaan air perpipaan di Semper Barat
Lebih lanjut, untuk mendukung penyediaan air bersih di Jakarta, Pramono menegaskan penggunaan air tanah juga harus dikontrol dan pipanisasi juga mesti dilakukan.
"Penggunaan air tanah pun harus dikontrol. Pipanisasi harus dilakukan sehingga dengan demikian harus ada terobosan baru untuk sumber mata air bersih di Jakarta. Kalau enggak mungkin 5-10 tahun lagi kita punya persoalan serius untuk air bersih," kata Pramono.
Menurut dia dibutuhkan waduk lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih di DKI Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI harapkan warga miliki kesadaran tentang isu lingkungan
"Waduk yang di Jatiluhur kan tidak mencukupi. Dan itu persoalan panjangnya seperti yang disampaikan bang Doel tadi bahwa harus ada waduk (lain). Dan sekarang ini kan waduk sudah mulai dibangun untuk kebutuhan Jakarta, dari Banten. Tidak semuanya dari Jatiluhur ya. Enggak mungkinlah," kata Promono di Jakarta, Senin.
Adapun pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi memang menurunkan masalah banjir namun belum bisa menyelesaikan persoalan air bersih, jelas Pramono yang ditemui usai dialog publik seni bersama calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta 2024, di Taman Ismail Marzuki.
Baca juga: DKI tingkatkan akses air bersih bagi seluruh warga
"Persoalan air bersih di Jakarta, pemerintahan sudah membangun Waduk Ciawi dan Sukamahi. Sodetan sudah diperbaiki Sentiong sudah dipasang pompa. 13 aliran sungai relatif sudah diperbaiki, memang menurunkan banjir, tapi belum bisa menyelesaikan air bersih," kata Pramono.
Oleh karena itu, kata dia, harus ada terobosan baru selain Waduk Jatiluhur untuk menyelesaikan persoalan air bersih Jakarta.
"Maka mau tak mau, suka tidak suka harus enggak boleh bergantung ke Waduk Jatiluhur harus ada terobosan baru waduk tempat air bersih di Jakarta," kata Pramono.
Baca juga: Jakut sosialisasikan penggunaan air perpipaan di Semper Barat
Lebih lanjut, untuk mendukung penyediaan air bersih di Jakarta, Pramono menegaskan penggunaan air tanah juga harus dikontrol dan pipanisasi juga mesti dilakukan.
"Penggunaan air tanah pun harus dikontrol. Pipanisasi harus dilakukan sehingga dengan demikian harus ada terobosan baru untuk sumber mata air bersih di Jakarta. Kalau enggak mungkin 5-10 tahun lagi kita punya persoalan serius untuk air bersih," kata Pramono.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: