Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Sucor Asset Management (SAM) menjalin kemitraan dalam upaya penanganan stunting dan pemenuhan gizi anak-anak di Indonesia.

Dalam kemitraan yang diumumkan di Jakarta, Senin, Yayasan Maju Bersama Pengusaha Indonesia, yang dinaungi Apindo, berperan sebagai mitra implementasi strategis dalam menyalurkan dana untuk penanganan stunting yang telah dikumpulkan oleh Sucorinvest Anak Pintar (SAP), sebuah produk investasi yang bersifat filantropis dari SAM.

Hingga Agustus 2024, SAP telah mengumpulkan dana filantropi sebanyak Rp8,28 miliar dari total 2.769 single investor identification (SID) atau pemegang unit penyertaan SAP.

Melalui produk SAP, satu persen dana yang diinvestasikan oleh investor disalurkan ke yayasan-yayasan terpilih, yang memiliki visi meningkatkan pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan anak Indonesia.

"Dana yang terkumpul melalui produk ini tidak hanya akan memberikan timbal hasil finansial, tetapi juga secara langsung berkontribusi kepada pendidikan dan kesehatan anak-anak di Indonesia," ucap Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani dalam peluncuran kemitraan tersebut.

Shinta mengatakan bahwa masalah stunting merupakan isu krusial yang mendesak untuk segera diatasi, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Shinta, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan bahwa 18,10 persen anak-anak belum mendapatkan akses pendidikan yang memadai, sementara lebih dari 42 persen anak mengalami kekurangan gizi dan masalah kesehatan lainnya.

Manager Project Gerakan Anak Sehat (GAS) KIPAS Stunting Apindo Dwi Setyo menjelaskan program penanggulangan stunting yang dijalankan melalui kemitraan ini akan dilaksanakan di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

Dari keempat provinsi tersebut, akan dipilih 11 kabupaten/kota sebagai lokasi pelaksanaan program. Selanjutnya, di setiap kabupaten/kota yang terpilih, akan ditentukan tiga desa sebagai target intervensi. Di setiap desa, program ini akan difokuskan pada enam posyandu.

"Jadi, masyarakatnya total ada 10.200 orang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dengan bayi 0-6 bulan dan baduta (bayi di bawah dua tahun) dengan usia 6-23 bulan," kata Dwi.

Dalam program tersebut, anak-anak dan ibu-ibu akan menerima makanan bergizi setiap Senin hingga Jumat. Selain itu, pada Sabtu, mereka akan mendapatkan makanan bernutrisi dan berkesempatan untuk makan bersama sambil mengikuti edukasi mengenai pentingnya memberikan asupan gizi seimbang kepada anak.

Menurutnya, strategi yang diterapkan telah memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan status gizi ibu hamil.

Hasil uji coba program penanganan stunting yang dilakukan Apindo di tiga wilayah pada Agustus 2023 menunjukkan penurunan drastis angka ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dari 19,6 persen menjadi 9 persen hanya dalam waktu empat bulan.

Selain itu, terdapat penurunan signifikan pada persentase ibu dengan anak baduta yang mengalami KEK. Sebelum program dilaksanakan, angka ini mencapai 33,4 persen, tetapi setelah empat bulan berjalan, angka tersebut turun menjadi 13,49 persen.

Pada kesempatan yang sama, Founder of Sucor Group Lindrawati Widjojo mengatakan bahwa kemitraan tersebut tidak hanya akan meringankan beban keluarga yang membutuhkan, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

"Sucor AM akan terus berupaya memberikan dampak positif untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak di Indonesia," ujar dia.

Baca juga: Menkes apresiasi kontribusi Apindo turunkan angka stunting di 3 daerah
Baca juga: Apindo lakukan ekspansi program penanganan stunting ke 12 provinsi
Baca juga: Apindo: Stunting terkait dengan pendidikan dan upah yang layak