Sampang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur menyatakan komoditas tanaman tembakau petani siap mendongkrak ekonomi lokal di wilayah itu akibat pola pengembangan tanaman yang diterapkan, yakni semi organik dan semi modern.

Penjabat (Pj) Bupati Sampang Rudi Arifiyanto di Sampang, Minggu, mengatakan, keunggulan dari dua pola itu adalah karena memiliki tinggi hingga dua meter, bahkan bisa lebih.

"Selain itu, tembakau tersebut produktivitasnya bisa dua kali lipat dibanding tembakau biasa, sebab menggunakan pupuk semi organik dengan biaya yang lebih murah sekitar satu juta per hektare," katanya.

Metode semi modern untuk proses penyiraman menggunakan sistem irigasi tetes yang efisien lebih menghemat biaya.

Namun, dengan menggunakan sistem irigasi tetes dan mulsa (plastik yang digunakan untuk menutup tanah) akan menjaga gulma tidak tumbuh dan kelembaban tanah.

“Metode ini mempercepat pertumbuhan tembakau sehingga tinggi tanaman bisa mencapai dua meter atau lebih dan masa panen dapat dilakukan dalam waktu 70 hari, bukan tiga bulan. Dengan manajemen yang baik, tembakau bisa dipanen dua kali dalam setahun,” katanya menjelaskan.

Rudi lebih lanjut menjelaskan, metode ini juga terbukti efisien, terutama dalam hal penyiraman dan penyiangan.

"Jika menggunakan cara manual, biaya yang dikeluarkan sangat tinggi. Dengan irigasi tetes dan pupuk semi-organik, biaya penanaman dapat ditekan hingga sekitar satu juta rupiah per hektare," jelasnya.

Berdasarkan data pemkab setempat, luas areal tanam tembakau di kabupaten ini mencapai 7.761 hektare dengan jumlah petani sebanyak 38.462 orang.

Realisasi tanam pada musim tanam tahun ini sebanyak 4.500-an hektare lebih, tersebar di 12 kecamatan se-Kabupaten Sampang.

Selain tembakau, Pj Bupati Rudi Arifianto juga melihat potensi besar pada sektor perikanan dan rumput laut di daerah pesisir Sampang.

"Rumput laut memiliki pasar ekspor yang jelas, seperti ke China, Korea Selatan, dan Jepang. Kami juga sedang menjalin kerja sama untuk meningkatkan produksi garam industri agar harganya tetap stabil dan meningkatkan taraf hidup petani garam," katanya menambahkan.

Ia juga menekankan pentingnya inovasi teknologi untuk meningkatkan nilai tambah produk daerah.

"Seperti halnya tembakau, kami juga berencana mengembangkan akuakultur dengan sistem tumpang sari, di mana bandeng dan rumput laut bisa dikembangkan dalam satu kolam," katanya.

Rudi berharap APBD Kabupaten Sampang bisa digunakan lebih efektif untuk pengembangan ekonomi jangka panjang.

"APBD tidak seharusnya hanya digunakan untuk bansos. Kami harus berpikir bagaimana mendukung kemandirian ekonomi masyarakat agar mereka tidak hanya bergantung pada bantuan," ujarnya.

Rencana besar Rudi ke depan juga mencakup pengembangan industri tembakau lebih lanjut, dengan penambahan produk-produk berbasis tembakau.

"Selain rokok, ke depan kami juga berencana mengembangkan produk lain seperti vape dan minyak atsiri untuk parfum dan kosmetik," pungkasnya.

Baca juga: Aspek pemuliaan jadi kunci meningkatkan produksi tembakau
Baca juga: DKPP Kuningan gelar pelatihan untuk regenerasi petani tembakau