"Menindaklanjuti pertemuan ICEF dan pembahasan teknis, Pertamina koperatif membuka ruang kerjasama optimalisasi produksi dengan Mitra. Rencananya di lapangan Minas area-F dijajaki kerjasama operasi (KSO) Pertamina dengan Petrochina," kata dia.
Ariana menyampaikan, untuk tahap awal EOR Pertamina di Minas area-A, ditargetkan mulai injeksi chemical tahun depan. Sedangkan produksi full scale-nya di Minas area-B sampai dengan area-E direncanakan mulai produksi tahun 2030.
Sementara untuk, kolaborasi di lima lapangan potensial Pertamina yang berada di Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, dan Zulu, tim teknis dari pihaknya sudah melakukan evaluasi teknologi ke China pada bulan lalu.
Selanjutnya, pihaknya juga melakukan pembukaan data migas oleh Pertamina ke Sinopec yang didukung oleh ESDM dan SKK Migas, serta tengah menjajaki insentif untuk EOR.
"Kita mulai rancang bersama antara ESDM dan SKK Migas bagaimana ketentuan teknisnya agar dapat mendorong penerapan EOR lebih atraktif," kata Ariana.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pihaknya menyiapkan tiga strategi guna mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas (migas) nasional, mengingat potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia masih besar.
Strategi itu, antara lain yakni optimalisasi produksi minyak bumi dengan teknologi, reaktivasi sumur-sumur yang menganggur (idle), serta melakukan eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Baca juga: PHE ONWJ memulai proyek pengembangan Lapangan OO-OX genjot produksi
Baca juga: SKK Migas catat rekor produksi gas terbaru capai 7.399 juta MMSCFD
Baca juga: SKK Migas optimis capai target produksi gas 12 MMSCFD pada 2030
Baca juga: PHE ONWJ memulai proyek pengembangan Lapangan OO-OX genjot produksi
Baca juga: SKK Migas catat rekor produksi gas terbaru capai 7.399 juta MMSCFD
Baca juga: SKK Migas optimis capai target produksi gas 12 MMSCFD pada 2030