Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) mencatat pendapatan premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mencapai Rp44,84 miliar dengan klaim sebesar Rp3,17 miliar hingga Agustus 2024.

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema menyatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, bahwa kini terdapat 424.276 petani dengan lahan seluas 252.347 hektare yang terdaftar dalam asuransi tersebut.

Namun, angka partisipasi tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencakup 566.715 petani dengan 305.558,12 hektare lahan serta pendapatan premi sebesar Rp55 miliar dengan klaim Rp36 miliar.

Meskipun begitu, ia optimis target penetrasi AUTP tahun ini dapat tercapai. Pihaknya pun berupaya untuk meningkatkan penetrasi tersebut dengan mengevaluasi penerapan syarat dan ketentuan serta memperbaiki distribusi polis dan pembayaran klaim bekerja sama dengan PT Pos Indonesia.

Baca juga: IFG-Jasindo-Telkomsel memperluas inklusi digital dan layanan keuangan

“Kami menyadari perlunya sosialisasi yang lebih masif agar program ini dapat menjangkau petani di seluruh pelosok Indonesia. Meski demikian, perusahaan yakin bahwa target AUTP tahun ini akan tercapai, sehingga seluruh petani Indonesia terlindungi oleh asuransi,” ujarnya.

Brellian mengatakan bahwa AUTP adalah bentuk kepedulian pemerintah dalam melindungi petani dan aktivitas pertanian agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Pemerintah memberikan subsidi premi sebesar 80 persen, sehingga petani hanya perlu membayar Rp36 ribu per hektare dengan nilai pertanggungan mencapai Rp6 juta per hektare.

“Bagi para petani, AUTP memberikan perlindungan dari risiko gagal panen yang dapat merugikan nilai ekonomi usaha tani padi, sehingga mereka tetap memiliki modal kerja untuk masa tanam berikutnya,” imbuhnya.

Pada 13 September lalu, Asuransi Jasindo menyalurkan pembayaran klaim asuransi kepada 15 kelompok tani di Desa Pendolo, Poso, Sulawesi Tengah sebesar Rp700 juta.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa potensi pengembangan asuransi pertanian di Indonesia masih sangat besar. Menurut data OJK pada 2023, hanya sekitar 400 ribu petani yang terlibat dalam program ini, menunjukkan potensi besar untuk pengembangan di masa depan.

Baca juga: Jasindo turut dukung program Ekosistem Keuangan Inklusif dari OJK