Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Parlemen Peru meningkatkan kerja sama antarkedua negara dalam berbagai bidang termasuk pendidikan, perdagangan, dan pembangunan berkelanjutan.

Peningkatan kerja sama tersebut dilakukan melalui kunjungan Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI-Parlemen Peru ke Parlemen Peru di Lima, Peru, yang diterima Ketua Legislatif Republik Peru Eduardo Salhuana Cavides.

Ketua GKSB BKSAP DPR RI-Parlemen Peru Dyah Roro Esti dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan Indonesia-Peru perlu terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memajukan kerja sama dan kolaborasi antarkedua negara melalui kerja sama antarparlemen, saling bertukar pikiran, dan memperluas kerja sama dalam skala multilateral yang lebih luas.

"Kami sangat mengapresiasi adanya komitmen serta inisiatif dalam pertemuan ini. Hal ini merupakan upaya dalam memajukan kerja sama dan kolaborasi antara kedua negara melalui kerja sama antarparlemen, saling bertukar pikiran dan memperluas kerja sama dalam skala multilateral yang lebih luas," ujar Roro selaku pemimpin delegasi DPR RI saat kunjungan kerja ke Parlemen Peru di Lima, Peru, Rabu (18/9/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Roro yang juga Anggota Komisi VII DPR mengatakan beberapa isu penting yang diharapkan dapat dilakukan bersama antara Peru dan Indonesia.

Beberapa isu tersebut yakni kerja sama dalam menghadapi tantangan global, peningkatan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor pertumbuhan ekonomi, kerja sama ekonomi dalam perdagangan, serta pembangunan berkelanjutan.

Dalam bidang pendidikan, Roro mengetahui telah ada kerja sama antara Peru dan Indonesia sebagaimana disampaikan Duta Besar Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama.

Maka dari itu, ia berharap selanjutnya potensi kerja sama akademik semakin banyak seperti program beasiswa atau penelitian kolaboratif guna memperluas wawasan dan budaya antarkedua negara.

Roro juga menyampaikan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto bertekad mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas.

Terlebih, saat ini, Indonesia sedang menghadapi bonus demografi pada usia produktif, sehingga ia berharap bahwa peningkatan SDM akan selaras dengan adanya peningkatan kesehatan, gizi, pendidikan, serta transfer pengetahuan.

Sementara itu, dalam bidang ekonomi, Roro mengatakan Peru adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia di kawasan Amerika Latin.

"Indonesia telah mengekspor komoditas seperti kendaraan, biodiesel, alas kaki, dan juga kertas dan sebaliknya, Indonesia dari Peru juga mengimpor biji coklat, anggur, dan mineral fosfat sebagai bahan pupuk," katanya.

Ke depannya, lanjut Roro, ada banyak potensi untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral tersebut.

Ia pun mendukung kerja sama Indonesia-Peru Comprehensive Economic Patnership Agreement (IP-CEPA) yang tentunya akan melancarkan proses kerja sama perdagangan barang dan jasa.

Roro juga menekankan untuk bersama-sama mendukung pembangunan berkelanjutan, yang untuk itu, Indonesia maupun Peru harus memiliki komitmen yang kuat dalam menangani tantangan lingkungan secara global.

"Kami menyadari bahwa Peru memiliki target penurunan emisi karbon di 2050, sementara Indonesia memiliki target net zero emission di 2060. Kita juga punya target di tahun 2030 harus menurunkan emisi sebesar 32 persen. Oleh karena itu, kita terus mendorong percepatan transisi energi," tambah Roro.

Baca juga: DPR RI bertemu Parlemen Uzbekistan bahas pemerintahan baru-kerja sama
Baca juga: GKSB DPR dorong peningkatan kerja sama Indonesia dan RRT