BMKG catat 52 kejadian gempa di Maluku selama sepekan
20 September 2024 19:16 WIB
Petugas BMKG menunjukkan foto rumah warga yang rusak melalui kiriman pesan whatsapp saat memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Kabupaten Pulau Morotai di Kantor BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Ternate, Maluku Utara, Kamis (19/9/2024). ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/am.
Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, mencatat sebanyak 52 kejadian gempa bumi mengguncang wilayah Maluku dan sekitarnya selama sepekan.
"Gempa bumi sebanyak 52 kali mengguncang wilayah Maluku dan sekitarnya pada periode 13 - 19 September 2024," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Jumat.
Dari 52 kali kejadian gempa, yang didominasi gempa bumi dangkal (<60) dengan satu kejadian gempa bumi dirasakan.
Kejadian gempa bumi dengan magnitudo <5 yang terjadi di Seram Bagian Timur dan Pulau Ambon.
Gempa bumi dengan kedalaman menengah (H>60 km) didominasi di Laut Banda bagian selatan.
Dikatakannya, jumlah kejadian gempa bumi terbanyak, berkekuatan di bawah magnitudo 3
BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut.
Selain itu mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG,
"Hingga saat ini tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, dan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," ujarnya.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,2 terjadi di sebelah timur laut Maluku
Baca juga: Gempa Batang Dua-Ternate akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku
Baca juga: BMKG: Deformasi batuan picu gempa Maluku Utara, tak berpotensi tsunami
"Gempa bumi sebanyak 52 kali mengguncang wilayah Maluku dan sekitarnya pada periode 13 - 19 September 2024," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Jumat.
Dari 52 kali kejadian gempa, yang didominasi gempa bumi dangkal (<60) dengan satu kejadian gempa bumi dirasakan.
Kejadian gempa bumi dengan magnitudo <5 yang terjadi di Seram Bagian Timur dan Pulau Ambon.
Gempa bumi dengan kedalaman menengah (H>60 km) didominasi di Laut Banda bagian selatan.
Dikatakannya, jumlah kejadian gempa bumi terbanyak, berkekuatan di bawah magnitudo 3
BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut.
Selain itu mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG,
"Hingga saat ini tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, dan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," ujarnya.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,2 terjadi di sebelah timur laut Maluku
Baca juga: Gempa Batang Dua-Ternate akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku
Baca juga: BMKG: Deformasi batuan picu gempa Maluku Utara, tak berpotensi tsunami
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: