Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat masih menunggu arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait implementasi penggunaan nyamuk Wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah dengue di wilayah tersebut. "Mengenai hal implementasi nyamuk ber-Wolbachia tersebut, kami menunggu arahan baik dari Kemenkes maupun Dinkes DK Jakarta," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Rismasari saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Risma menyebutkan, saat ini di DKI Jakarta sebagai wilayah implementasi nyamuk ber-Wolbachia berada di wilayah Jakarta Barat. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat terus mendukung kegiatan tersebut.

"Saat ini di DKI Jakarta wilayah sebagai implementasi nyamuk ber-Wolbachia dari Kemenkes adalah wilayah Jakarta Barat, untuk Jakarta Pusat mendukung kegiatan tersebut," ujar Risma.

Peluncuran nyamuk ber-Wolbachia di Jakarta Barat sudah menjadi program untuk memberantas demam berdarah dengue (DBD).

Baca juga: PSN 3M Plus jadi solusi paling efektif berantas DBD di Jakarta Pusat
Risma memaparkan, jumlah kasus DBD di Jakarta Pusat per 5 September 2024 pukul 12.00 WIB sebanyak 1.125 kasus, dengan kasus meninggal lima orang.

"Dari 1.125 kasus tersebut, tertinggi di Kecamatan Kemayoran sebanyak 301 kasus dan terendah di Gambir sebesar 25 kasus," ujar Risma.

Sebaran kasus DBD di kecamatan se-Jakarta Pusat, yakni di Gambir 25 kasus, Sawah Besar (115), Kemayoran (301) dan meninggal satu kasus. Lalu di Senen (96), Cempaka Putih (164) kasus, Johar Baru (192) dengan kasus meninggal dua orang.

Sedangkan di Menteng 115 kasus dan Tanah Abang (117) dengan kasus meninggal dua orang.

Baca juga: Cegah DBD, Jakpus imbau warga lakukan PSN 3M Plus
Melihat jumlah kasus tersebut, Pemkot Jakarta Pusat terus memonitoring kegiatan PSN 3M Plus, yakni gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan tiga tindakan utama, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang.

Lalu menganalisis data DBD dan memonitoring perkembangan kasus DBD di Jakarta, khususnya Jakarta Pusat. Selain itu, Pemkot Jakarta Pusat juga melakukan pembinaan dan berkoordinasi dengan rumah sakit di Jakarta Pusat terkait respon data DBD ke web Surveilans Dinkes DKI Jakarta.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Puskesmas dan lintas sektor serta para kader terkait kegiatan pencegahan maupun pengendalian DBD seperti kegiatan PSN rutin, larvasidasi dan pengasapan (fogging).

Informasi melalui infografis di medsos terkait DBD di seluruh fasilitas kesehatan di wilayah Jakarta Pusat juga kami upayakan," kata Risma.