Ankara (ANTARA) - Komisaris Jenderal Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazarini pada Kamis (19/9) menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya terus menjadi target “kesalahan informasi dan informasi menyesatkan".

Di Gaza, "terlalu banyak" pekerja kemanusiaan UNRWA yang terbunuh karena bangunan-bangunan milik badan tersebut diserang, ujar Philippe Lazzarini di X, seraya menambahkan: “Pada saat yang sama, @UNRWA terus menjadi sasaran serangan informasi yang keliru dan disinformasi.”

"Ini termasuk upaya untuk membenarkan pembunuhan staf dengan menuding mereka sebagai anggota kelompok bersenjata seperti Hamas," jelasnya.

Lazzarini menggambarkan klaim tersebut “mengerikan” dan mengatakan bahwa klaim itu “disampaikan ke publik, tidak didukung oleh bukti, dan berbahaya.”

“Yang terpenting, klaim itu menimbulkan rasa takut di antara para pekerja garis depan kemanusiaan kami di Gaza,” kata Lazzarini.

“Beberapa rekan kerja mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak lagi merasa aman mengenakan rompi UNRWA.” tambahnya.

Ia lebih lanjut mengeluh bahwa “Anak-anak pekerja kemanusiaan UNRWA memohon kepada orang tuanya untuk tidak pergi bekerja karena takut mereka akan terbunuh saat berada di gedung UNRWA.”

"Serangan disinformasi ini bukan tentang netralitas #UNRWA atau pekerja kemanusiaan kami," katanya.

Lazzarini menjelaskan tujuan serangan itu termasuk menciptakan gangguan dari kekejaman perang, mendehumanisasi korban untuk membenarkan hal-hal yang tak terbayangkan, serta merusak atau menghancurkan UNRWA, penyedia utama makanan, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan di Gaza.

"Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan penyebaran informasi yang tidak akurat atau berniat buruk," katanya, dan menyarankan: "Sebelum membagikan, periksalah fakta untuk menghindari perangkap yang bisa membahayakan nyawa orang lain."

Sejak 7 Oktober 2023, serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.272 warga Palestina, termasuk 16.795 anak-anak dan 11.378 wanita, sementara 95.551 orang terluka dan ribuan orang dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan.

Penargetan berkelanjutan oleh Israel terhadap rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya juga menyebabkan kehancuran besar-besaran pada layanan penting.

Sumber: Anadolu

Baca juga: 70 Persen lebih sekolah PBB-UNRWA di Gaza hancur
Baca juga: Kolega UNRWA yang tewas sejak awal agresi Israel sebanyak 205 orang
Baca juga: UNRWA sebut ratusan pengungsi tewas saat berlindung di bawah PBB
Baca juga: UNRWA: situasi di Tepi Barat memburuk karena serangan Israel berlanjut
Baca juga: UNRWA: Anak-anak Gaza menanggung akibat terbesar agresi Israel