Batam (ANTARA) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), memberikan pendidikan keamanan pangan dan obat-obatan kepada anak-anak kelompok disabilitas dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batam, Kamis.

Kepala Balai POM di Batam Musthofa Anwari mengatakan pendidikan keamanan pangan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat khusus kelompok disablititas yang dikembangkan oleh Balai POM Batam yang diberikan nama KAFEKITA (komunikasi, informasi dan edukasi kepada komunitas disablitas).

“Masyarakat ataupun penyandang disabilitas mempunyai kerentanan terkait penggunaan yang salah terkait obat dan makanan, jadi perlu edukasi kepada mereka sehingga mempunyai pengetahuan yang baik terkait dengan obat dan makanan yang aman bagi kesehatan,” kata Musthofa.

Sebanyak 40 anak SLB Negeri Batam dari jenjang pendidikan SD, SMP hingga SMA, dengan berbagai tuna (keterbatasan) hadir mengikuti kegiatan edukasi tersebut di salah satu restoran cepat saji di Kota Batam.

Meskipun memiliki keterbatasan fisik maupun mental, antusias anak-anak berkebutuhan khusus mengikuti kegiatan edukasi keamanan pangan cukup tinggi. Diawali dengan mengisi kuesioner tentang informasi keamanan pangan, rata-rata anak-anak mendapatkan nilai di atas 60, bahkan ada yang 90.

Setelah itu, barulah mereka diberikan paparan untuk mengenal BPOM, dari sisi tugas dan tanggungjawabnya. Lalu, penjelasan mengapa obat dan makanan harus diawasi peredarannya, dan bagaimana bila ada makanan atau obat-obatan beredar tanpa izin.

Dalam acara tersebut juga ada sesi interaktif, di mana anak-anak menjawab pertanyaan dan juga mengajukan pertanyaan kepada BPOM. Seperti, bagaimana mengenali produk makanan yang berizin, dan apa sanksi bagi pelaku yang menjual pangan tanpa izin.

Baca juga: BPOM gandeng pemda awasi obat dan makanan di pulau terpencil Kepri
Baca juga: BPOM Batam awasi peredaran makanan mengandung nitrogen cair


“Jadilah konsumen yang cerdas,” katanya.

“Konsumen cerdas itu siapapun kita semua yang mengkonsumsi obat dan makan dengan selalu ceklik (cek label, cek kemasan, cek kadaluarsa) tadi supaya menjadi konsumen yang cerdas sehingga terhindar dari obat dan makanan yang punya risiko kesehatan,” katanya melanjutkan.

Kegiatan edukasi kepada kelompok disabilitas ini sudah dilaksanakan BPOM Batam sejak 2020, selain di Batam, juga pernah dilaksanakan di Bintan, dan Tanjungpinang.

Edukasi keamanan pangan bagi kelompok disabilitas menyasar anak-anak usia dini. Ke depan dikembangkan untuk kelompok disabilitas umum.

“Harapan kami informasi dan edukasi terkait obat dan makanan bisa tersebar secara luas dan untuk semua kalangan, termasuk untuk kalangan disabilitas,” kata Musthofa.

Kepala Sekolah SLB Negeri Batam Dian Indriany mengatakan ini kali kedua siswanya diundang untuk mengikuti kegiatan edukasi terkait keamanan pangan.

Dia menyebut, SLB Negeri Batam memiliki 286 siswa dari jenjang pendidikan SD, SMP hingga SMA. Dengan beragam tuna, seperti tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, autis dan sebagainya. SLB Negeri Batam satu-satunya SLN negeri yang ada di Kota Batam. Siswa berbagai

“Kami berterima kasih atas kepedulian BPOM mengedukasi siswa-siswa kami, karena ilmu ini sangat penting dan bermanfaat, terlebih anak-anak berkebutuhan khusus ini mereka harus diperhatikan makanan dan obat-obat yang dikonsumsinya,” kata Dian.