Jakarta (ANTARA) - Jajaran Komando Armada RI TNI Angkatan Laut dan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI di Jakarta, Kamis, memusnahkan 87,75 kilogram kokain dan 1,65 kilogram sabu yang merupakan hasil sitaan di dua wilayah perairan terluar RI dalam bulan September 2024.

Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol. I Wayan Sugiri saat acara konferensi pers di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta, Kamis, menjelaskan barang bukti yang dimusnahkan hari ini telah menyelamatkan nyawa 165.500 warga Indonesia dari ancaman narkoba.

"Kepala BNN menyampaikan pesan, telah menyelamatkan 165.500 orang kalau barang ini tersebar. Jadi, itu nilai strategisnya," kata Deputi Pemberantasan BNN kepada Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dan jajarannya saat acara jumpa pers itu.

Paket kokain seberat 84,75 kilogram ditemukan oleh kapal patroli TNI AL KAL Pandang I-1-72 dari tim reaksi cepat (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Tanjung Balai Asahan Komando Armada I berbekal informasi intelijen dari lingkungan TNI AL, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Polri, dan BNN RI di perairan sekitar Pulau Berhala, Sumatera Utara, pekan ini (16/9).

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi, dalam jumpa pers yang sama, menjelaskan puluhan kilogram paket kokain itu diamankan saat terapung di perairan, yang wilayahnya dekat dengan Selat Malaka.

Dia menjelaskan temuan itu menunjukkan modus distribusi kokain via jalur laut yang tidak mempertemukan kurir/pengedar dengan penerima. Modusnya, paket kokain itu diturunkan dari kapal dan diapungkan di perairan dengan titik koordinat tertentu, yang informasi koordinatnya itu kemudian dikirim ke penerima. Namun, sebelum penerima paket itu mengambil kokain tersebut, tim reaksi cepat dari TNI AL lebih dulu mengamankan barang yang nilainya dapat mencapai Rp423,75 miliar rupiah.

"Pasalnya, harga kokain di kota-kota besar, termasuk di Jakarta dan Bali dapat mencapai Rp5 juta per gram," ujarnya.

Deputi Pemberantasan BNN Wayan Sugiri menyebut kokain yang pada hari ini dimusnahkan itu diduga kuat berasal dari negara-negara Amerika Latin, yang memang terkenal memproduksi narkoba jenis kokain, misalnya seperti Kolombia, Peru, Brazil, Argentina, dan Bolivia.

"Artinya, perjalanannya cukup jauh sampai ke kita," kata I Wayan Sugiri.

Dia mencurigai dari Indonesia kemungkinan paket kokain itu bakal dibawa lagi ke luar negeri.

Sementara itu, untuk barang bukti sabu yang juga dimusnahkan hari ini, Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo menyebut paket itu disita dari tangan kurir berinisial T yang ditangkap saat hendak menyeberang ke Tarakan juga pada pekan ini (17/9). Dari tangan kurir itu, prajurit TNI AL dari Lanal Nunukan menyita paket sabu seberat 1,65 kilogram.

Ariantyo menjelaskan kurir itu ditangkap di Pulau Sebatik, yang merupakan daerah perbatasan RI-Malaysia, dan juga daerah yang rawan menjadi jalur penyelundupan barang-barang ilegal serta manusia.

Menurut dia, penangkapan itu juga berbekal data intelijen hasil kerja sama antarinstansi, yaitu dari Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan, yang di antaranya terdiri atas TNI AL, BAIS, BNN, Satgas Marinir, Lanal Nunukan, dan Satgas Komando Pasukan Katak (Kopaska).

"Kalau di tempat kami ini, terutama di Sebatik, jalan tikusnya banyak, sungainya banyak, dan banyak juga masyarakat menggunakan speed boat (perahu cepat), sehingga tidak mudah kalau tidak ada data intelijen yang valid untuk kemudian kami melaksanakan penangkapan. Alhamdulillah, kemarin datanya valid," kata Pangkoarmada II.

Dari dua penangkapan itu, Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dalam jumpa pers yang sama hari ini menyebut kerja sama antarlembaga penegak hukum menjadi semakin penting mengingat tidak mudah untuk memberantas penyelundupan narkoba di Indonesia. Pasalnya, para bandar dan kurir memanfaatkan kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan wilayah perairan yang luas.

"Kita harus tetap waspada karena dihadapkan pada konstelasi geografi Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga dari mana pun masuknya itu bisa mudah, dan tanpa kerja sama informasi, tanpa kerja sama operasi tentu tidak akan bisa dilaksanakan (pemberantasan narkoba)," kata Pangkoarmada RI.

Dia mengatakan meskipun kemungkinan masih ada penyelundupan yang lolos dari jangkauan aparat, tetapi TNI AL terus meningkatkan kewaspadaan dan ke depan akan mengembangkan teknologi untuk memantau dan mengawasi lalu lintas laut.

"Kita punya banyak kapal perang dan ada teknologi di bawah Pusat Komando Kendali (Puskodal) masing-masing wilayah. Itu harus ditingkatkan dengan kerja sama Puskodal dari masing-masing institusi termasuk dari BNN," kata Denih Hendrata.

Baca juga: TNI AL gagalkan penyelundupan kokain dan sabu di perairan terluar RI
Baca juga: TNI AL gagalkan penyelundupan induk kepiting di Sebatik
Baca juga: BNN RI perkuat wilayah perbatasan cegah penyalahgunaan narkotika