Surabaya (ANTARA) - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang mendorong tercapainya integrasi ekonomi domestik termasuk perdagangan antarwilayah.

“Dalam mendukung upaya integrasi ekonomi domestik, Kementerian Perdagangan melakukan berbagai upaya untuk mendorong pendekatan perdagangan antarwilayah,” kata Moga Simatupang dalam Forum Bisnis Daerah oleh Kadin Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Moga menyatakan beberapa kebijakan perdagangan dalam negeri akan diarahkan kepada integrasi formasi suplply dan demand di setiap daerah, promosi dan misi dagang, serta peningkatan akses pembiayaan di daerah.

Selain itu juga dilakukan dengan mewujudkan sinergi dan kolaborasi stabilisasi harga pangan antardaerah, optimalisasi pemanfaatan sarana perdagangan, serta adaptasi e-commerce bagi pelaku usaha di daerah.

Di sisi lain, ia menuturkan salah satu tantangan dalam sektor perdagangan khususnya dalam upaya stabilisasi harga barang kebutuhan pokok yaitu masih tingginya disparitas harga barang kebutuhan pokok antarwilayah.

Baca juga: Indonesia perjuangkan ekspor udang beku dari pengenaan BMAD AS

Baca juga: Kemendag sebut perundingan peningkatan ATIGA capai kemajuan signifikan


Oleh sebab itu, langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterkaitan ekonomi antardaerah, sentra produksi, dan sentra konsumsi yaitu melalui penguatan keterkaitan rantai pasok antarwilayah dan peningkatan kerjasama ekonomi antardaerah.

“Di sini dukungan pemerintah daerah sebagai fasilitator dan pelaku usaha sebagai offtaker,” ujarnya.

Berdasarkan hasil survei perdagangan antarwilayah untuk 2022 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, nilai transaksi perdagangan antarwilayah di Indonesia senilai Rp1.621,51 triliun.

Dari jumlah itu, sebesar 88,69 persen di antaranya moda transportasi yang digunakan merupakan angkutan darat, sedangkan sisanya yaitu 2,73 persen menggunakan angkutan udara dan sebesar 6,58 persen menggunakan angkutan air.

Baca juga: Kemendag: Perundingan Indonesia-Peru CEPA makin intensif

Baca juga: Potensi transaksi furnitur Indonesia di Korsel Rp35 miliar