Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pangan, salah satunya adalah dengan menggandeng mahasiswa untuk optimalisasi pemanfaatan lahan rawa melalui Program Pertanian Modern untuk Kedaulatan Pangan Negeri.

Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia untuk melibatkan mahasiswa dalam pengelolaan lahan rawa untuk peningkatan produksi pangan berbasis pertanian modern.

Program ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yaitu Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Program ini dirancang untuk mempersempit jarak antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, kata Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementerian Pertanian Inneke Kusumawaty keterangannya di Jakarta, Kamis.

Inneke Kusumawaty menyampaikan bahwa kegiatan ini harus dilaksanakan secara penuh dan bersama-sama melibatkan pemerintah daerah beserta jajarannya. "Setiap komponen penting, masukan dan bimbingan dari pendamping, juga dari bapak dan ibu di daerah sangat penting bagi para mahasiswa MSIB dan mentor," tutur Inneke.

Program ini menekankan pada penerapan pertanian modern berbasis alat mesin pertanian untuk peningkatan produktivitas pangan, serta integrasi manajemen agribisnis dan korporasi guna meningkatkan produktifitas dan daya saing petani melalui kelembagaan ekonomi berbasis korporasi.

Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melaksanakan magang, memecahkan masalah nyata dengan bimbingan mentor profesional, dan belajar di ekosistem dunia industri sebagai persiapan untuk menyongsong dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan tinggi nantinya.

Program MSIB ini dilaksanakan selama 3 bulan pada 10 kabupaten di wilayah Indonesia, wilayah tersebut antara lain adalah Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bone Provinsi, Sulawesi Selatan, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Kementan dorong kedaulatan pangan dengan pertanian lahan rawa modern

Baca juga: Mentan RI dan Vietnam sepakat kerja sama teknologi lahan rawa


Jumlah mahasiswa MSIB yang akan diturunkan sejumlah 342 orang mahasiswa seluruh Indonesia dan 34 Mentor yang berasal dari alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI).

Para mentor mulai datang sejak tanggal 14 September 2024 sejumlah 34 orang dan mahasiswa MSIB mulai datang tanggal 17 September 2024 secara bertahap hingga tanggal 25 September 2024.

Usai menjalani magang, peserta MSIB diharapkan mampu menguasai kompetensi keahlian sesuai dengan masing-masing aktivitas yang direncanakan dapat diakumulasi setara 20 SKS. Aktivitas-nya antara lain Pemberdayaan Petani, Agribisnis, Pengembangan Padi, Pengelolaan Lahan, dan Teknologi Mekanisasi.

Diharapkan selama magang para peserta mendapatkan ilmu dan pengalaman yang bisa di terapkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Program ini juga merupakan salah satu bentuk realisasi arahan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dalam waktu dekat.

Menurut Mentan, dengan optimalisasi lahan rawa diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas.

Sejalan dengan Mentan, Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian, Idha Widi Arsanti, dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa program pertanian modern ini adalah salah satu langkah Kementerian Pertanian dalam mendukung program Perluasan Areal Tanam (PAT) yang ada di lahan rawa.