Jakarta (ANTARA News) - Para ilmuwan menemukan cara baru untuk mengatasi alergi terhadap kacang tanah dan makanan lain yang kadang bisa mengancam jiwa seseorang.

Dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry ACS, para ilmuwan melaporkan pengembangan tipe tepung baru yang dapat digunakan dalam terapi berbasis pangan untuk membantu orang mentolerir pemicu alergi, termasuk pada kacang.

Peneliti Mary Ann Lila dan koleganya, yang mendapat dana penelitian dari Everett W. Byrd Endowment dan North Carolina State University, mencatat 170 makanan yang memicu reaksi alergi dan menemukan bahwa kacang bisa menjadi yang paling berbahaya.

Reaksi yang dapat ditimbulkan dari makanan-makanan itu berkisar dari gatal ringan hingga gatal-gatal dengan syok anafilaksis yang dapat mengancam jiwa seseorang karena tenggorokan membengkak dan membuat penderita sulit bernafas.

Pengobatan eksperimental yang mencakup pemberian memberikan tepung kacang tanah pada penderita alergi kacang setiap beberapa menit selama periode tertentu berhasil mengurangi reaksi alergi pasien.

Proses yang disebut desensitisasi itu memicu respons tubuh yang menguntungkan terhadap makanan itu. Namun pemberian tepung kacang tanah panggang bisa menimbulkan efek samping yang parah pada pasien.

Tim peneliti kemudian merancang jenis tepung baru yang dapat membantu penderita mengontrol alergi makanan tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Para peneliti menggunakan polifenol, senyawa yang dianggap menjanjikan untuk meredam reaksi alergi. Mereka lalu membuat modifikasi bubuk tepung dengan polifenol cranberry terikat pada protein kacang.

Para peneliti menemukan bubuk kacang yang sudah dimodifikasi itu memicu reaksi desensitisasi yang menguntungkan tanpa menyebabkan respons alergi berbahaya pada tikus dalam pengujian di laboratorium.

Menurut mereka, cara itu mungkin bisa diadaptasi untuk mengatasi reaksi alergi akibat jenis makanan yang lain.