Gedung Putih tolak spekulasi soal peran Israel dalam ledakan Lebanon
19 September 2024 09:53 WIB
Fatima Abdullah (8) sedang bersemangat mengulang pelajaran setelah hari pertamanya di sekolah di desa Saraain El Faouqa, Lembah Bekaa, Lebanon. Fatima menjadi salah satu korban tewas akibat ledakan pager di Lebanon. Negara itu mengalami dua kali serangan ledakan alat komunikasi dan sistem listrik. Dalam dua kejadian itu, 26 orang tewas dan lebih dari 3.200 terluka. /ANTARA/Anadolu/py.
Washington (ANTARA) - Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby pada Rabu (18/9) menolak spekulasi tentang kemungkinan Israel bertanggung atas sederet ledakan di Lebanon.
"Saya tidak akan terlibat dalam hipotesis atau berspekulasi tentang apa yang terjadi atau yang tidak terjadi atau siapa yang mungkin bertanggung jawab," kata Kirby saat jumpa pers.
Pernyataan Kirby tersebut menanggapi pertanyaan wartawan tentang apakah aksi Israel merupakan eskalasi, mempertanyakan apakah Israel melakukan apa yang didesak AS agar semua pihak yang terlibat menghindari hal tersebut.
"Saya tidak akan bisa membahas insiden-insiden ini selama beberapa hari terakhir dengan penjelasan apa pun, dengan cara apa pun," katanya.
Sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 2.800 orang lainnya terluka akibat ledakan massal penyeranta di Lebanon pada Selasa, menurut Kemenkes.
Gelombang kedua ledakan massal perangkat komunikasi pada Rabu (18/9) juga menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 300 orang lainnya.
Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menyalahkan Israel atas sederet ledakan tersebut.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Negara Arab dan Islam tunjukkan solidaritas buat Lebanon usai ledakan
Baca juga: PM Irak kirim tim medis ke Lebanon membantu korban ledakan pager
Baca juga: Hizbullah sebut Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan di Lebanon
"Saya tidak akan terlibat dalam hipotesis atau berspekulasi tentang apa yang terjadi atau yang tidak terjadi atau siapa yang mungkin bertanggung jawab," kata Kirby saat jumpa pers.
Pernyataan Kirby tersebut menanggapi pertanyaan wartawan tentang apakah aksi Israel merupakan eskalasi, mempertanyakan apakah Israel melakukan apa yang didesak AS agar semua pihak yang terlibat menghindari hal tersebut.
"Saya tidak akan bisa membahas insiden-insiden ini selama beberapa hari terakhir dengan penjelasan apa pun, dengan cara apa pun," katanya.
Sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 2.800 orang lainnya terluka akibat ledakan massal penyeranta di Lebanon pada Selasa, menurut Kemenkes.
Gelombang kedua ledakan massal perangkat komunikasi pada Rabu (18/9) juga menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 300 orang lainnya.
Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menyalahkan Israel atas sederet ledakan tersebut.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Negara Arab dan Islam tunjukkan solidaritas buat Lebanon usai ledakan
Baca juga: PM Irak kirim tim medis ke Lebanon membantu korban ledakan pager
Baca juga: Hizbullah sebut Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan di Lebanon
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: