PON Aceh Sumut 2024
Imam Syahrudin nilai perlu evaluasi diri terhadap angkatan squatnya
18 September 2024 23:38 WIB
Lifter Sumatera Utara Fernando Sitohang, lifter Jawa Barat Imam Syahrudin, dan lifter Riau Willy Sandria (ki-ka) berfoto setelah jumpa pers pertandingan angkat besi kelas 105 kilogram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 di GOR Seramoe, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu (18/9/2024). ANTARA/Rauf Adipati/aa.
Banda Aceh (ANTARA) - Lifter Jawa Barat, Imam Syahrudin, menilai dirinya perlu mengevaluasi angkatan squatnya agar dapat tampil lebih baik lagi untuk masa yang akan datang.
Imam memenangi medali emas dari angkat berat kelas 105 kilogram putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, setelah ia mengukir total angkatan 900 kilogram di GOR Seramoe, Banda Aceh, Rabu.
Lifter 26 tahun itu hanya mencatatkan satu keberhasilan dari tiga angkatan squatnya. Pada angkatan pertama ia mampu mengangkut 325 kilogram, sebelum kemudian gagal mengangkat 340 kilogram pada dua percobaan selanjutnya.
“Pasti squat sih, squat jauh banget. Jauh dari ekspektasi nih, Memang latihan kena, tapi tidak tahu sih tadi pas main, buyar. Aduh tidak kena,” kata Imam pada jumpa pers setelah pertandingan.
“Squat baru kena satu yang lainnya tidak kena. Alhamdulillah bench press sama deadliftnya alhamdulillah,” tambahnya.
Baca juga: Angkat berat - Imam Syahrudin masih rajai kelas 105 kilogram
Untungnya Imam mampu tampil cemerlang pada angkatan bench press dan dead liftnya. Ia sukses mengangkat ketiga percobaan angkatan bench press yakni 250 kilogram, 255 kilogram, dan 260 kilogram, demikian juga dengan kedua angkatan deadlift yakni 305 kilogram dan 315 kilogram.
Imam menjadi lifter keenam Jawa Barat yang menyumbang medali emas bagi Jabar dari angkat berat, setelah Susi Susanti, Tika Rulini, Aneu Veronica, Maria Magdalena Simanjuntak, dan Amir Hamzah. Melihat pencapaian yang diraih oleh rekan-rekannya, Imam mengaku dirinya tidak merasa tertekan.
“Saya sih tidak menjadi tekanan ya, namanya ikhtiar, lihat saja nanti lah. Kalau sudah tempur, tempur saja gitu. Menang kalah yang penting kita sudah berusaha. Kemampuannya sudah segitu ya Alhamdulillah,” tutur Imam.
Imam merupakan pemenang medali emas pada PON XX Papua 2021. Selain bersyukur karena mampu mempertahankan medali emas, ia juga bersyukur karena dapat mempersembahkan medali tersebut untuk anak semata wayangnya.
“Sebelumnya terima kasih untuk umumnya warga Jabar yang telah mendoakan, dan ketua KONI dan pengurus KONI. Alhamdulillah selama tujuh bulan kami dibina, dari suplemen dan makanan seluruhnya tidak ada hambatan, alhamdulillah semua berjalan lancar. Alhamdulillah juga ini emas pertama untuk anak saya,” pungkasnya.
Baca juga: Baju robek tidak rintangi langkah Maria Magdalena menangi medali emas
Baca juga: Lifter Sri Rahayu sempat pesimistis dapat bersaing di PON XXI
Imam memenangi medali emas dari angkat berat kelas 105 kilogram putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024, setelah ia mengukir total angkatan 900 kilogram di GOR Seramoe, Banda Aceh, Rabu.
Lifter 26 tahun itu hanya mencatatkan satu keberhasilan dari tiga angkatan squatnya. Pada angkatan pertama ia mampu mengangkut 325 kilogram, sebelum kemudian gagal mengangkat 340 kilogram pada dua percobaan selanjutnya.
“Pasti squat sih, squat jauh banget. Jauh dari ekspektasi nih, Memang latihan kena, tapi tidak tahu sih tadi pas main, buyar. Aduh tidak kena,” kata Imam pada jumpa pers setelah pertandingan.
“Squat baru kena satu yang lainnya tidak kena. Alhamdulillah bench press sama deadliftnya alhamdulillah,” tambahnya.
Baca juga: Angkat berat - Imam Syahrudin masih rajai kelas 105 kilogram
Untungnya Imam mampu tampil cemerlang pada angkatan bench press dan dead liftnya. Ia sukses mengangkat ketiga percobaan angkatan bench press yakni 250 kilogram, 255 kilogram, dan 260 kilogram, demikian juga dengan kedua angkatan deadlift yakni 305 kilogram dan 315 kilogram.
Imam menjadi lifter keenam Jawa Barat yang menyumbang medali emas bagi Jabar dari angkat berat, setelah Susi Susanti, Tika Rulini, Aneu Veronica, Maria Magdalena Simanjuntak, dan Amir Hamzah. Melihat pencapaian yang diraih oleh rekan-rekannya, Imam mengaku dirinya tidak merasa tertekan.
“Saya sih tidak menjadi tekanan ya, namanya ikhtiar, lihat saja nanti lah. Kalau sudah tempur, tempur saja gitu. Menang kalah yang penting kita sudah berusaha. Kemampuannya sudah segitu ya Alhamdulillah,” tutur Imam.
Imam merupakan pemenang medali emas pada PON XX Papua 2021. Selain bersyukur karena mampu mempertahankan medali emas, ia juga bersyukur karena dapat mempersembahkan medali tersebut untuk anak semata wayangnya.
“Sebelumnya terima kasih untuk umumnya warga Jabar yang telah mendoakan, dan ketua KONI dan pengurus KONI. Alhamdulillah selama tujuh bulan kami dibina, dari suplemen dan makanan seluruhnya tidak ada hambatan, alhamdulillah semua berjalan lancar. Alhamdulillah juga ini emas pertama untuk anak saya,” pungkasnya.
Baca juga: Baju robek tidak rintangi langkah Maria Magdalena menangi medali emas
Baca juga: Lifter Sri Rahayu sempat pesimistis dapat bersaing di PON XXI
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: