Semarang (ANTARA) - Nuzmatun Malina, ibu almarhumah AR, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang memberikan pesan untuk lembaga pendidikan tersebut agar membantunya mencari keadilan atas kematian puterinya.

"Tolong bantu saya mencari keadilan," kata Nusmatun di Semarang, Rabu.

Menurut dia, puterinya sudah meninggal dunia saat menjalani pendidikan di PPDS Undip.

Kemudian, juga disusul oleh suaminya yang meninggal dunia beberapa hari setelah kepergian AR.

Baca juga: Polisi telah periksa 34 saksi kasus perundungan di PPDS Undip Semarang

Baca juga: Menkes heran dilaporkan atas dugaan perundungan PPDS yang diakui Undip


Padahal, kata dia, anaknya hanya ingin bersekolah dan mencari ilmu. "Tapi apa yang didapat. Tidak hanya anak saya yang pergi, suami saya juga," katanya.

Nusmatun mengungkapkan keluhan yang disampaikan almarhumah selama menempuh pendidikan.

Keluhan itu juga telah disampaikan kepada Kaprodi PPDS, namun tidak ada tanggapan.

Oleh karena itu, ia mengharapkan keadilan atas kematian puterinya saat menempuh pendidikan tersebut.

Sebelumnya, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kematian korban berinisial AR yang ditemukan pada 12 Agustus 2024 tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Keluarga AR sendiri sudah melaporkan dugaan perundungan tersebut ke Polda Jawa Tengah pada 4 September 2024.*

Baca juga: Legislator apresiasi Undip, RS Kariadi atasi bullying peserta PPDS

Baca juga: Legislator: Undip dan RS Kariadi akui terjadi perundungan di PPDS