Malang (ANTARA News) - Kota Malang, Jawa Timur, dalam waktu dekat segera memiliki bus sekolah yang akan mengantar dan menjemput siswa-siswi di sejumlah sekolah yang tersebar di lima kecamatan secara gratis.

Kepala Bagian Umum Pemkot Malang Zoelkifli Amrizal, Rabu, mengatakan pemkot telah menganggarkan dana untuk pengadaan lima bus sekolah tersebut sebesar Rp4 miliar dari APBD 2014.

"Konsepnya, setiap unit bus berkapasitas 25 siswa dan rencananya Agustus nanti sudah direalisasikan (dioperasikan)," katanya.

Menurut Zoelkifli, saat ini proses pengadaannya masih dalam tahap survei bus untuk menentukan jenis bus apa yang sekiranya cocok dan nyaman bagi anak-anak sekolah. Konsep dan teknis pengoperasian bus tersebut masih akan dibahas kembali dengan pihak-pihak terkait.

"Sekarang ini kami masih fokus pada proses survei untuk pengadaan bus terlebih dahulu, baru kami lakukan langkah-langkah berikutnya. Kami juga masih menjajaki sejumlah perusahaan otomotif untuk pengadaan lima unit bus sekolah tersebut," ujarnya.

Ia mengaku sedikitnya ada dua perusahaan otomotif yang disurvei oleh Pemkot Malang terkait rencana pengadaan bus sekolah. Dua perusahaan karoseri yang sudah disurvei Pemkot Malang adalah New Armada dan Adiputro.

Dikatakannya pihaknya masih melihat-lihat model bus-nya di dua perusahaan tersebut. Rencananya, pemkot juga akan melakukan survei ke perusahaan otomotif lain.

Kesulitan dalam pengadaan bus sekolah tersebut, kata Zoelkifli, adalah menentukan formasi bus. Model bus sekolah harus tepat dengan kebutuhan siswa, seperti model bangku bus yang harus berhadap-hadapan.

Pemkot, lanjutnya, sedang mencari formasi yang tepat karena harus hati-hati dalam memilih model. "Jangan sampai, setelah melakukan pengadaan, bus tersebut tidak dapat dipakai untuk antar jemput siswa."

Belum lama ini Wali Kota Malang Moch Anton menyatakan program pengadaan bus sekolah di wilayah yang dipimpinnya cukup mendesak untuk meminimalkan kemacetan arus lalu lintas di kawasan sekolah.

Pengadaan bus sekolah tersebut kemungkinan besar diprioritaskan untuk sekolah-sekolah yang berada di pinggiran dan akses transportasinya sulit serta sekolah-sekolah yang siswanya banyak menggunakan kendaraan pribadi.

Selain mengurangi kemacetan dan parkir kendaraan di bahu jalan, kata Anton, juga membantu meringankan orang tua siswa, sebab bus antar jemput sekolah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga digratiskan.

Beberapa waktu lalu Pemkot Malang yang ketika itu dipimpin Peni Suparto juga menggagas transportasi khusus bagi siswa sekolah berupa bus mini untuk transportasi siswa, bahkan untuk umum diajukan adanya bus Trans Malang Raya (Transmaya).

Namun, gagasan penyediaan bus sekolah maupun alat transportasi massal (Transmaya) itu sampai saat ini belum terealisasi, bahkan gagasan monorel pun juga tidak terealisasi. (E009/N002)