Jakarta (ANTARA) - Memilih sepatu lari yang tepat sangat penting untuk mendukung performa dan menjaga kestabilan kaki saat berlari.

Setiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda sehingga kebutuhan sepatu pun bervariasi. Sepatu yang kurang tepat bisa menyebabkan cedera, ketidaknyamanan, atau bahkan terjadi cedera saat berlari.

Oleh karena itu, penting bagi pelari, baik pemula maupun profesional, memahami cara memilih sepatu lari yang sesuai dengan kondisi fisik masing-masing.

Berikut beberapa tips penting dalam memilih sepatu lari yang sesuai dengan kondisi fisik Anda.

1. Kenali bentuk kaki

Salah satu faktor terpenting dalam memilih sepatu lari adalah mengenali bentuk kaki, terutama telapak kaki saat menyentuh tanah. Ada tiga jenis bentuk kaki berdasarkan kelengkungan yakni sebagai berikut.

  • Flat Foot: Bentukan lengkungan kaki yang rendah atau datar. Biasanya memiliki tekanan pada bagian kaki dalam keseluruhan. Cocok memakai jenis sepatu motion control atau stability shoes.
  • High Arch: Bentukan lengkungan kaki yang tinggi, memiliki tekanan pada bagian telapak kaki pinggir depan dan tumit. Jenis sepatu yang cocok untuk bentuk kaki ini seperti cushioned shoes.
  • Normal Arch: Bentukan lengkungan kaki yang normal sehingga memiliki tekanan pada pinggir kaki depan, samping, hingga tumit. Orang dengan lengkungan kaki normal dapat menggunakan semua jenis sepatu yang memiliki keseimbangan antara bantalan dan telapak kaki.
2. Perhatikan pola langkah

Pola langkah dalam berlari juga menjadi faktor penting dalam pemilihan sepatu untuk meningkatkan performa lari. Terdapat tiga tipe pronasi (rotasi kaki ketika mendarat) yakni sebagai berikut.

  • Overpronasi: Kaki cenderung mendarat pada bagian luar tumit dan berputar ke dalam saat berlari. Bagi yang overpronasi, pilih sepatu dengan sol tengah yang kuat, lebih datar, dan memiliki stabilitas yang ekstra.
  • Underpronasi: Kaki cenderung mengarah keluar saat berlari. Pelari dengan pronasi ini sebaiknya menggunakan sepatu dengan bantalan ekstra pada bagian tumit dan tepi luar kaki.
  • Neutral Pronation: Jika Anda memiliki gaya berlari yang netral, sepatu dengan bantalan standar sudah cukup mengatasi benturan saat kaki mendarat.
Sepatu yang sesuai dengan pola langkah berlari akan membantu menjaga postur tubuh tetap stabil dan mengurangi risiko cedera pada lutut dan pergelangan kaki.

3. Sesuaikan dengan berat badan

Berat badan juga mempengaruhi jenis sepatu yang harus dipilih. Bagi yang memiliki berat badan lebih, penting untuk memilih sepatu dengan bantalan yang lebih tebal dan sol yang kuat.

Bantalan tebal dan sol kuat berfungsi menjaga kaki dari benturan saat berlari, sebab semakin berat beban pelari akan semakin kencang benturan yang dialaminya. Sedangkan untuk pelari yang berat badannya ringan, sepatu dengan bantalan standar sudah cukup memberikan kenyamanan.

4. Pilih ukuran yang tepat dan material sepatu yang lentur

Pastikan memilih sepatu dengan ukuran yang pas dan memberikan ruang untuk jari-jari kaki bergerak. Sebaiknya pilih sepatu yang lentur, bagian alas sepatu yang melekat pada tumit, dan sedikit longgar sekitar 1 cm di bagian depan untuk menghindari lecet atau kapalan pada kaki saat berlari.

Kaki cenderung akan membesar setelah berlari atau beraktivitas lain sehingga penting untuk memperhatikan ukuran sepatu agar tidak terjadi cedera.
5. Uji coba sepatu di toko

Jangan ragu untuk mencoba sepatu sebelum membelinya. Pastikan coba berjalan bahkan berlari kecil di dalam toko untuk merasakan kenyamanan sepatu.

Selain itu, coba juga sepatu pada waktu malam hari atau setelah kegiatan seharian, sebab kaki akan sedikit melebar dalam kondisi tersebut. Bawa juga sepatu lama untuk membandingkan dan gunakan kaus kaki saat mencoba sepatu.
6. Jangan hanya tergiur dengan model sepatu

Tidak semua model sepatu, bahkan yang terbaru sekalipun, nyaman dan sesuai untuk kaki Anda. Dalam berlari, menggunakan sepatu yang pas untuk kaki sangat diutamakan untuk kenyamanan dan menghindari cedera.