Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menempatkan
tim pengelola dan memasang kamera pengawas (CCTV) untuk menjaga Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Johar Baru untuk mencegah aktivitas tidak layak dan tawuran. "Terkait pengawasannya, tentu nanti rencana ada pengelola RPTRA yang akan mengelola di taman interaktif ini. Jadi konsepnya seperti RPTRA. Lalu InsyaAllah harus ada CCTV yang kita pasang," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Rabu.

Selain itu, pihaknya juga melibatkan tiga pilar dalam lingkungan yakni Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara Pembinaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), dan lurah dalam upaya pengawasan RTH.

"Tentu kita melibatkan tiga pilar kemudian bersama dengan masyarakat melalui RT dan RW yang akan mengelola di taman interaktif ini," ujar Dhany.

Baca juga: Jakpus tingkatkan koordinasi terkait pembangunan RTH di Johar Baru
Dhany menjelaskan desain akhir RTH di Johar Baru ini merupakan kombinasi dari adanya resapan air, lahan hijau, pertamanan, pohon-pohon dan tanaman tabebuya di sekeliling pagar.

RTH ini nantinya juga difasilitasi tempat interaktif dengan dua lantai untuk mushola, ruang rapat dan ruang lainnya.

"Akan dibuatkan tempat interaktif yang di atasnya juga ada dapat digunakan mushola, jadi dua tingkat InsyaAllah, kita akan cari kolaboratornya," katanya.

Pihaknya membangun dengan semangat kebersamaan mulai dari lintas sektor semua ikut ambil bagian bersama dengan masyarakat.

Baca juga: Pedagang di eks Johar Baru Teater direlokasi ke Lokbin Pulo Gundul
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta agar RTH di Johar Baru, Jakarta Pusat, yang sedang tahap pembangunan dapat dipakai untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming).

"Di sini selain ada resapan air, pohon yang baru kita tanam, saya harap ada budi daya pertanian juga," kata Heru usai peletakan batu pertama (groundbreaking) RTH Johar Baru di Jalan Kramat Jaya Baru IV, Jakarta Pusat, Selasa (17/9).

Heru menyebutkan revitalisasi ini harus dilakukan karena beberapa tahun belakangan lahan yang semula dipakai untuk teater tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta berupaya memanfaatkan lahan tersebut agar dapat berguna bagi warga sekitar.